Waduh, Ada Guncangan Gempa di Lokasi Uji Coba Nuklir Korea Utara
Guncangan ini merupakan gempa ketiga sejak uji coba nuklir Korea Utara pada 3 September lalu
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, PYONGYANG - Korea Utara diguncang gempa bumi dan longsor. Sejumlah ahli menyatakan uji coba nuklir berulang pada area Punggye-ri menyebabkan kondisi tanah rusak.
Mengutip Reuters, Jumat (13/10/2017), gempa bumi kecil terdektesi pada Jumat pagi, dekat area uji coba nuklir Korea Utara, Punggye-ri. Gempat tersebut tidak terlihat seperti gempa buatan.
Guncangan ini merupakan gempa ketiga sejak uji coba nuklir Korea Utara pada 3 September lalu, yang sempat menyebabkan gempa berkekuatan 6,3 skala ritcher.
Badan Administrasi Meteorogical Korea melaporkan, gempa pada Jumat pagi berkekuatan 2,7 skala ritcher dengan kedalaman 3 kilometer di Provinsi Hamgyong Utara, Korea Utara. Sedangkan, menurut Survei Geological Amerika Serikat (USGS), kekuatan gempa tersebut sebesar 2,9 SR dengan kedalaman 5 km.
Sejumlah ahli menyatakan, uji coba nuklir dan bom hidrogen Kora Utara telah merusak pegunungan terutama pada area utara tempat nuklir tersebut diledakkan.
Baca: Sudah Sembuh dari Sakit, Setya Novanto Langsung Terbang ke Bali
Baca: Malam Ini, General Manager Jasa Marga Cabang Purbaleunyi Resmi Jadi Tahanan KPK
"Gempa kecil baru-baru ini menunjukkan bahwa uji coba tersebut mungkin telah memicu deformasi kerak bumi," kata Hong Tae-kyung profesor ilmu bumi di Universitas Yonsei di Seoul kepada Reuters.
Menurut Hong, alasan Punggye-ri dijadikan lokasi tes karena area tersebut dinilai stabil dan jarang mengalami goncangan di masa lalu.
Ke depan, sejumlah ahli mengatakan, lokasi Punggye-ri kemungkinan besar tidak akan digunakan lagi. Pasalnya, lokasi tersebut berdekatan dengan gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Paektu.
Gunung tersebut mencakup area barat laut antara perbatasan China dan Korea Utara dan terakhir meletus pada tahun 1903.
Sejak uji coba nuklir, para ahli telah memperdebatkan apakah ledakan di Punggye-ri dapat memicu erupsi vulkanik.
Dupla Kartini/Sumber: Reuters