Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemimpin Abu Sayyaf dan Kelompok Maute Tewas di Marawi

Jenazah kedua pimpinan militan yang sudah tergabung dalam ISIS ditemukan Senin (16/10/2017) di Marawi.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Pemimpin Abu Sayyaf dan Kelompok Maute Tewas di Marawi
AP
Pimpinan Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon (AP) 

TRIBUNNEWS.COM, MANILA-- Pemimpin kelompok Abu Sayyaf dan Maute tewas pada Senin (16/10/2017) dalam sebuah operasi khusus oleh ribuan pasukan untuk merebut kembali daerah terakhir di kota Marawi.

Pimpinan Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon, yang terdaftar di antara tersangka teroris paling dicari FBI dan Omarkhayam Maute tewas dalam pertempuran pamungkas.

Jenazah kedua pimpinan militan yang sudah tergabung dalam ISIS ditemukan Senin (16/10/2017) di Marawi.

Baca: Ketua KPK Sebut UU Tipikor di Indonesia Jomplang Dibanding Singapura

Demikian ditegaskan Menteri Pertahanan Lorenzana seperti dilansir AP, Senin (16/10/2017).

"Ya, mereka dikonfirmasi tewas," kata Lorenzana.

Ia menambahkan tes DNA akan dilakukan terhadap jasad kedua pemimpin militan.

Berita Rekomendasi

Militan Malaysia atas nama Mahmud bin Ahmad, yang merupakan nom de guerre Abu Handzalah dan rekan dekat Hapilon, belum ditemukan.

Isnilon Hapilon
Pimpinan Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon (AP)

"Ia bersama para militan yang tersisa sedang diburu oleh pasukan," katanya.

Departemen Luar Negeri AS telah menawarkan hadiah sebesar $ 5 juta untuk Hapilon.

Lebih dari 1.000 orang telah tewas dalam pertempuran panjang di Marawi, termasuk lebih dari 800 militan.

Dilaporkan pada Sabtu pekan lalu, pasukan berusaha untuk menyelamatkan sejumlah sandera.

Tetapi hanya berhasil menyelamatkan tawanan perempuan berusia 16 tahun karena solidnya perlawanan militan, yang sempat melukai komandan batalion tentara dan lebih dari 20 prajurit lain.

Baca: Presiden Putin Tertawa Dengar Menterinya Ingin Ekspor Daging Babi ke Indonesia

"Operasi penyelamatan sandera ini ternyata menjadi petunjuk penting yang memungkinkan tentara untuk menemukan Hapilon dan Maute dalam satu bangunan," kata Lorenzana.

Terakhir pejuang yang masih bertahan adalah sekitar 10 orang asing, sebagian besar warga Malaysia dan Indonesia, tapi ada tidak ada kata-kata langsung tentang kondisi mereka, pihak militer mengatakan.

Setidaknya 17 sandera, termasuk bayi dan wanita, diselamatkan oleh pasukan dalam adegan pertempuran. (AP)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas