Wayang Keroncong Sabet Penghargaan The Best Puppet Maker di Rusia
Penampilan wayang keroncong yang dibawakan kelompok teater asal Bandung, Behind The Actors, membuat penonton Red Mood Festival berdecak kagum.
Penulis: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Penampilan wayang keroncong yang dibawakan kelompok teater asal Bandung, Behind The Actors, membuat penonton Red Mood Festival berdecak kagum.
Tak hanya itu mereka juga menyabet The Best Puppet Maker dalam event yang digelar di Moskow, Rusia, selama 3-5 November 2017 lalu. Pengahargaan ini diberikan karena wayang keroncong dinilai sangat unik dan menarik.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, sangat mengapresiasi kiprah Behind The Actors karena turut memerankan diplomasi budaya Indonesia di Rusia.
“Keunikan dan keragaman budaya Indonesia sangat digemari masyarakat Rusia, seperti wayang golek ini dan juga bahkan wayang kulit yang pernah dipentaskan di Festival Indonesia. Masyarakat Rusia pada dasarnya menyukai karya-karya klasik,” kata Dubes Wahid saat menerima kelompok Behind The Actors di KBRI Moskow, Selasa (7/11/2017).
Red Mood Festival merupakan festival boneka internasional yang telah berlangsung selama empat tahun berturut-turut.
Sejumlah negara sudah pernah ambil bagian dalam festival yang diadakan di Red Theatre, di pinggiran Moskow. Negara yang pernah ikut serta di antaranya Belarus, Belgia, Yunani, Prancis, dan Georgia.
"Pertama kalinya di Rusia kami berpartisipasi memenuhi undangan Red Theatre dan kami bersyukur atas apresiasi besar yang diberikan kepada kami,” ujar Honey Rosalynda Mayne, produser Behind The Actors.
Wayang keroncong berupa permainan wayang golek dengan iringan musik keroncong yang kali ini membawakan lakon “Kumbakarna Pejah.”
Pertunjukan ini begitu menghibur para penonton, termasuk anak-anak yang memenuhi gedung pertunjukan. Wayang-wayang golek yang dimainkan dalang Atjep Hidayat, didukung Asep Budiman sebagai sutradara/aktor, Hendra Permana sebagai manajer/aktor dan Syarif Maulana sebagai penata musik menarik perhatian penonton.
Uniknya, semua anggota juri adalah murid-murid sekolah teater dan mereka juga mewawancarai para artis pertunjukkan.
“Kita kagum anak-anak itu cukup profesional dan sangat obyektif”, tambah Syarif Maulana yang juga dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.
Setelah pertunjukkan selesai, tidak sedikit penonton, khususnya anak-anak yang mengerubungi Behind The Actors untuk memegang wayang golek, mencoba memainkannya dan berfoto bersama.
Ada juga yang mengajukan berbagai pertanyaan mengenai wayang golek, cara pembuatannya, hingga memainkannya.
Selain Behind The Actors, Red Mood Festival kali ini diikuti juga berbagai kelompok teater, yaitu Sacvoyage, Trilika, dan Hello! dari Rusia dan The Home of The Sun dari Belarus.
Sebelum event ini, Behind The Actors sudah mengikuti berbagai festival di Taiwan, Vietnam, Turki, dan Swedia.