Ratusan Ribu DVD Porno Tanpa Sensor Disita, 17 Penjualnya Ditangkap Polisi Jepang
Sebanyak 580.000 piringan DVD film porno tanpa sensor disita polisi sekaligus menangkap 17 orang pelakunya, Sabtu (25/11/2017) akhir pekan lalu.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebanyak 580.000 piringan DVD film porno tanpa sensor disita polisi sekaligus menangkap 17 orang pelakunya, Sabtu (25/11/2017) akhir pekan lalu di Kabukicho Tokyo.
INI adalah penyitaan DVD porno terbesar dalam sejarah Jepang.
"Polisi Metropolitan Tokyo telah menangkap 17 pelaku penjualan DVD ilegal porno yang tidak bersensor dan ini adalah penyitaan terbesar dalam sejarah Jepang," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (28/11/2017).
Mereka ditangkap karena memproduksi, menjual dan mendistribusikan DVD cabul tanpa sensor kepada masyarakat.
Salah satu dalangnya adalah Ariaki Morita (47), ditemukan di ruangannya sebanyak 234.800 DVD ilegal di gudang bawah tanah sebuah gedung di daerah Shinjuku pada hari Sabtu lalu.
Baca: Waspada, Dua Hari ke Depan Jawa Barat akan Dilanda Cuaca Ekstrem
Menurut polisi, Morita bekerjasama dengan toko-toko dalam memasok cakram yang akan dijual.
Di bawah hukum Jepang, film-film diwajibkan untuk memiliki sensor pada bagian genitalia dengan cara dikaburkan (mozaik).
Semua tersangka mengakui tuduhan tersebut, mengatakan kepada polisi bahwa mereka melakukan kejahatan untuk mencari nafkah mendapatkan uang saja.
Pada tahun 2005, ada sekitar 200 toko di ibukota Tokyo yang menjajakan DVD semacam itu.
Menurut polisi, para pendatang baru bermunculan dan semakin berani melakukan penjualan DVD porno ke masyarakat.
Baca: Agus Yudhoyono Tak Pernah Ditawari Jokowi Gantikan Khofifah sebagai Menteri Sosial
Namun kecenderungan semuanya mengalami penurunan pesat.
Razia pihak kepolisian juga semakin banyak dilakukan guna "pembersihan" daerah rawan di Tokyo menyongsong Olimpiade 2020 yang saat ini akan semakin banyak turis asing mendatangi Tokyo dan sekitarnya.
Polisi juga masih menelusuri keterkaitan dengan mafia Jepang (yakuza) terutama mengenai transfer uang dari bank satu ke bank lainnya milik yakuza.
Baca yakuza lengkap di www.yakuza.in.