Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik ke Perairan Zona Ekonomi Eksklusif Jepang
Menteri Pertahanan James Mattis menyatakan, jangkauan rudal itu lebih tinggi dari tembakan rudal sebelumnya
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Korea Utara kembali meluncurkan sebuah rudal balistik antarbenua ( ICBM) pada Selasa (28/11) waktu Amerika Serikat. Perhitungan Pentagon, misil yang diluncurkan Korea Utara ini terbang sejauh 1.000 kilometer sebelum jatuh di perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang.
Peluncuran misil terbaru ini diduga sebagai respons terhadap pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyebut negeri itu sebagai sponsor terorisme. Ini merupakan uji coba misil ICBM pertama yang dilakukan Korea Utara sejak terakhir melancarkan aksinya September lalu.
Menteri Pertahanan James Mattis menyatakan, jangkauan rudal itu lebih tinggi dari tembakan rudal sebelumnya
Pasca penembakan rudal, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memerintahkan pertemuan darurat menteri kabinet. Ia
menyebut uji coba itu sebuah langkah keras yang tak bisa lagi ditoleransi.
"Kami akan mengatasi situasi ini," kata Presiden Trump, seperti dilansir CNBC, Rabu pagi.
Juru bicara Pentagon menyebut, pihaknya bekerja sama dengan mitra antar-lembaga untuk menilai secara rinci mengenai peluncuran tersebut. "Perintah Pertahanan Luar Angkasa Amerika Utara (NORAD) menetapkan peluncuran rudal Korea Utara tidak menimbulkan ancaman bagi Amerika Utara, wilayah atau sekutu kami," katanya.
"Komitmen kami untuk membela sekutu kami, termasuk Republik Korea dan Jepang, dalam menghadapi ancaman ini. Kami tetap siap untuk membela diri dan sekutu kami dari serangan atau provokasi," imbuhnya.
Anggota Dewan Keamanan PBB Sebastiano Cardi mengatakan telah berkoordinasi dengan anggota kunci PBB, namun belum ada permintaan yang diajukan untuk melakukan pertemuan. Menurutnya, ia dijadwalkan untuk menjelaskan peristiwa ini di Dewan Keamanan, Rabu (29/11/2017).
Baca: Bawa Demam K-Pop Via Tayangan Livestreams Penghargaan MAMA & MMA
Sementara, Sekretaris Jendral NATO Jens Stoltenberg mengecam keras uji coba rudal tersebut. "Korea Utara perlu kembali terlibat dalam dialog yang kredibel dan berarti dengan masyarakat internasional," katanya.
Ini adalah uji coba ketiga rudal Korea Utara, yang menurut teori, bisa mencapai daratan Amerika Serikat. Pada September lalu, Pyongyang menggelar uji coba nuklir yang keenam, sekaligus yang terkuat serta menembakkan misil jarak menengah yang terbang melintasi Jepang.
Setelah itu, Korea Utara lama tak melakukan uji coba misil, sehingga dipersepsikan bahwa sanksi internasional mulai berdampak terhadap program nuklir negara tersebut.
Dupla Kartini/Sumber : CNBC