Buntut Polemik Yerusalem, Warga Amerika di Indonesia Diingatkan Waspada Keselamatan
"Presiden Trump juga menegaskan kembali secara publik bahwa AS mendukung 'status quo' situs suci Bukit Kuil atau Haram Al-Sharif,"
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ujung dari pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, warga Amerika serikat di Indonesia diperingatkan agar mewaspadai ancaman keselamatan terkait kebijakan tersebut.
Presiden AS, Donald Trump akhirnya resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, di Gedung Putih, Washington, Rabu (6/12/2017) waktu setempat.
Baca: Paripurna DPR Diwarnai Interupsi Soal Yerusalem
Melalui pernyataan tersebut, Trump juga mengumumkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pengumuman terkait pengakuan tersebut telah dikonfirmasi Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph Donovan, Kamis (7/12/2017).
Baca: Yerusalem Diakui Ibu Kota Israel, Demonstran Palestina Bakar Foto Donald Trump
"Presiden Trump juga menegaskan kembali secara publik bahwa AS mendukung 'status quo' situs suci Bukit Kuil atau Haram Al-Sharif," jelas Donovan dalam pernyataannya.
Terkait itu, Kedutaan Besar AS untuk Indonesia juga memperingatkan warga AS di Indonesia atas dampak atau reaksi yang dihasilkan.
Baca: Polisi Tingkatkan Pengamanan Kantor Kedubes Amerika di Jakarta Sikapi Kebijakan Donald Trump
"Pernyataan AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan merencanakan untuk memindahkan kantor Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem dapat menimbulkan aksi protes," demikian peringatan dari Kedubes AS.
"Beberapa di antaranya berpotensi diwarnai aksi kekerasan," lanjut pernyataan itu.
Kedubes AS mengingatkan warganya agar tetap berhati-hati dan waspada akan keselamatan diri, terutama jika ada kegiatan-kegiatan yang melibatkan massa.
Baca: PSI Dukung Presiden Jokowi Menyikapi Kebijakan Presiden Donald Trump soal Status Yerusalem
"Hindari area-area yang biasa dijadikan tempat untuk demonstrasi dan bersiaga jika sedang berada di sekitar gerombolan massa atau kelompok pendemo," tambah pernyataan tersebut.
Meski pengakuan Trump itu kerap dianggap sebagai "penghancur" upaya perdamaian Israel-Palestina, Donovan menekankan bahwa AS tetap berkomitmen untuk mencapai kesepakatan damai antara dua negara tersebut.
"Termasuk mendukung solusi dua negara, bila disetujui oleh kedua belah pihak," lanjut Donovan.
Melalui pernyataannya, Trump mengatakan bahwa dirinya hanya menepati apa yang sudah dijanjikannya semasa kampanye pencalonan presiden pada 2016.
Trump menyebut, pengakuan tersebut menjadi penanda atas dimulainya pendekatan baru terhadap konflik Israel-Palestina.
Selain itu, Trump juga menegaskan bahwa dengan pengakuan itu, dirinya tidak bermaksud untuk menentukan bahwa seluruh wilayah Yerusalem itu secara resmi akan menjadi wilayah Israel.
"Kami tidak bermaksud untuk menjadi penentu status wilayah tersebut dan hal-hal lain terkait itu, termasuk soal batas wilayah spesifik kedaulatan Israel di Yerusalem," sambungnya. (US Embassy Jakarta)