PM Israel: Saya Bilang pada Trump, 'Sahabatku, Anda Mencetak Sejarah'
Netanyahu mengatakan bahwa dirinya telah menghubungi sejumlah negara lain untuk melakukan hal yang sama dengan AS.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengapresiasi pernyataan AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Bahkan, penyampaian keputusan oleh Presiden AS Donald Trump itu dianggap termasuk sebagai suatu momen monumental dalam sejarah Israel.
"Ada beberapa momen besar dalam sejarah Zionisme: Deklarasi Balfour, pendirian negara Israel, pembebasan Yerusalem, dan pengakuan dari Trump," ucap Netanyahu, Kamis (7/12/2017).
"Saya bilang pada Trump: 'Presiden Trump sahabatku, Anda akan mencetak sejarah.' Benar saja, kemarin ia melakukannya," katanya.
Menurut Netanyahu, pernyataan Trump itu disambut baik oleh rakyat Israel.
Baca: Yenny Wahid: Aksi NU Turun ke Jalan dan Temui Dubes AS Adalah Solidaritas Terhadap Palestina
"Ini adalah momen pemersatu yang patut dirayakan oleh segala lapisan masyarakat Israel. Kami akan membuat Yerusalem sebagai pusat kegembiraan kami," kata Netanyahu lagi.
Terkait pengakuan Trump, Netanyahu mengatakan bahwa dirinya telah menghubungi sejumlah negara lain untuk melakukan hal yang sama dengan AS.
Netanyahu meyakini, akan lebih banyak lagi perwakilan negara lain yang akan mengikuti jejak AS untuk memindahkan kantor kedutaannya ke Yerusalem.
"Kami sudah menghubungi perwakilan negara-negara lain untuk memberikan pernyataan yang sama," tutur Netanyahu, tanpa menyebut negara mana saja yang dihubunginya.
Trump akhirnya resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, di Gedung Putih, Washington, Rabu (6/12/2017) waktu setempat.
Melalui pernyataan tersebut, Trump juga mengumumkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Menurut Trump, dirinya hanya menepati apa yang sudah dijanjikannya semasa kampanye pencalonan presiden pada 2016.
Trump menyebut, pengakuan tersebut menjadi penanda atas dimulainya pendekatan baru terhadap konflik Israel-Palestina.
Selain itu, Trump juga menegaskan bahwa dengan pengakuan itu, dirinya tidak bermaksud untuk menentukan bahwa seluruh wilayah Yerusalem itu secara resmi akan menjadi wilayah Israel.
"Kami tidak bermaksud untuk menjadi penentu status wilayah tersebut dan hal-hal lain terkait itu, termasuk soal batas wilayah spesifik kedaulatan Israel di Yerusalem," jelasnya. (Times of Israel/Jerusalem Post)