Bos Yakuza Jepang Mengatur Kegiatan Anak Buahnya dari Balik Penjara Fuchu Tokyo
Bos mafia Jepang (yakuza), Kiyoshi Takayama ternyata mengatur strategi dan kegiatan anak buahnya dari balik penjara.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Bos mafia Jepang (yakuza), Kiyoshi Takayama ternyata mengatur strategi dan kegiatan anak buahnya dari balik penjara.
Kiyoshi Takayama dihukum untuk 6 tahun karena pemerasan di Kyoto dan diperkirakan ke luar penjara tahun 2019.
"Kiyoshi Takayama (70) orang nomor dua di Yamaguchigumi walaupun berada di belakang penjara Fuchu Tokyo saat ini, tampaknya mengatur sengaja perpecahan Kobe Yamaguchigumi (KY) dan Ningkyo Yamaguchigumi (NY)," ungkap sumber Tribunnews.com, Senin (25/12/2017).
Takayama pun secara diam-diam dikunjungi polisi divisi 4 yang khusus terkait anti kejahatan yakuza.
Para polisi datang ke penjara tersebut untuk berbicara berbagai hal dengan Takayama.
Baca: MUI Minta Masyarakat Bijak Menyikapi Perbedaan Pendapat Ucapan Selamat Natal
Orang nomor dua Yamaguchigumi ini tampaknya sengaja memecah NY dari KY dengan maksud nantinya akan kembali reuni bergabung lagi ke Yamaguchigumi setelah Takayama ke luar dari penjara.
Hal ini pun juga menjadi strategi Takayama untuk melemahkan polisi memonitor Yamaguchigumi yang kini terpecah tiga kelompok.
"Kalau dulu misalnya 100 polisi sudah bisa memonitor yamaguchigumi, kini setikitnya 300 polisi, masing-masing sekitar 100 polisi memonitor tiap grup dan itu sulit dan membuat pusing polisi yang jumlah tenaganya terbatas," kata dia.
Walaupun dengan nama sindikat kejahatan terorganisir, yakuza juga sangat pintar dalam berstrategi.
Baca: Demokrat Doakan Ridwan Kamil Tetap Ikut Kompetisi Pilgub Jabar
"Itulah yang membuat yakuza tetap survive hingga kini. Kalau pemimpinnya bodoh ya hancurlah kelompok itu secara alamiah," ungkapnya.
Dengan demikian Shinobu Tsukasa orang nomor satu Yamaguchigumi sebenarnya ada kemungkinan tak tahu skenario Takayama untuk memecah yakuza tersebut karena memang ide dasarnya dari Takayama.