Media Jepang Soroti Prestasi Menteri Susi yang Dikritik Menko Luhut
Media Jepang menyoroti prestasi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, yang dikritik Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Panjaitan.
Editor: Dewi Agustina
![Media Jepang Soroti Prestasi Menteri Susi yang Dikritik Menko Luhut](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/menteri-susi-pudjiastuti_20180112_114812.jpg)
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Media Jepang khususnya Asahi dalam pemberitaannya hari ini menyoroti prestasi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, yang dikritik Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Panjaitan, tanggal 8 Januari lalu.
"Menteri Luhut mengkritik tentang proses peledakan setelah penangkapan kapal perikanan asing dan menunjukkan kebijakan agar Menteri Susi untuk menghentikannya," tulis koran Asahi, Jumat (12/1/2018).
Menteri Susi menenggelamkan 360 kapal, termasuk dari Vietnam, Filipina, Malaysia, yang beroperasi ilegal di Indonesia, dan pelautnya terpaksa dipulangkan.
Baca: Sandi Mengaku Dapat Info dari Kadis Pendidikan Gaji Guru di DKI Mencapai Rp 31 Juta
"Hampir tidak ada tindakan bully yang tidak takut gesekan diplomatik, dan Menteri Susi juga menjadi subjek manga "Golgo 13"," tulis Asahi lagi.
"Kapal yang disitanya menunjukkan kebijakan pemberiannya kepada nelayan setempat. Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mengkritik pemboman tersebut bahwa "ada negara yang memprotes," tulis Asahi lebih lanjut.
Sementara Menteri Susi mengatakan bahwa dia tidak diberi tahu tentang kebijakan penghentian, dan menolak untuk mengatakan.
"Presiden harus menilai apakah akan berhenti atau tidak," demikian ungkapnya melalui video.
Baca: Kapolda Baru Jambi Sujud Syukur Ketika Tahu Ditugaskan di Tanah Kelahirannya
Sedangkan Presiden Jokowi membuat ucapan yang bisa dianggap sebagai mempertahankan cara pemboman tersebut dengan mengatakan, "Karena Menteri Susi melakukan penenggelaman ribuan kapal, maka nelayan ilegal tidak lagi datang."
Selain itu Asahi juga menuliskan, Indonesia menderita kerugian 20 miliar dolar AS akibat ribuan kapal nelayan ilegal setiap tahun.
"Namun kebingungan semakin dalam karena ada beberapa "kapal" melakukan tindakan perlawanan," tulis Asahi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.