Bintang Porno Jepang Umumkan Rencana Menikah, Banyak Penggemarnya di China 'Patah Hati'
Pornografi dilarang hukum Cina, tetapi itu tidak menghalangi laki-laki Cina tergila-gila kepadanya.
Editor: Hasanudin Aco
Ia merilis lagu dan mendapat peran di video daring dan film dengan salah satu pasar terbesarnya adalah Cina walau sempat membintangi satu film horor Indonesia berjudul Suster Keramas 2.
Dan ia tampaknya banyak berusaha mengakrabkan diri dengan budaya Cina karena setiap unggahan di Weibo Aoi ditulis dalam bahasa Cina oleh dirinya sendiri, kata manajernya kepada BBC.
Selain bahasa Cina, ia juga mulai belajar kaligrafi. Pada 2013, satu karya kaligrafinya dilaporkan terjual seharga 600.000 yuan (Rp1,16 miliar).
'Menjadi milik dunia'
Kekaguman yang meluas terhadap Aoi di Cina tampaknya berparadoks, mengingat hubungan penuh gejolak antara Cina dan Jepang.
Ada kebencian yang terpendam sejak lama di Cina atas kebrutalan Jepang selama Perang Dunia II dan kedua negara masih berselisih memperebutkan sekelompok pulau yang dikenal di Cina sebagai Diaoyu dan di Jepang sebagai Kepulauan Senkaku.
Akan tetapi Wenwei Huang, penulis Cina yang tinggal di Jepang, berpikir Aoi sebenarnya telah berperan dalam memperlunak hubungan sipil antara Cina dan Jepang.
"Sempat ada ujaran populer di internet Cina, 'Kepulauan Diaoyu milik Cina, dan Sora Aoi milik dunia'. Begitulah ia meredakan ketegangan politik dan sipil."
Profesor Ng berkata fenomena Sora Aoi di Cina adalah simbol bagaimana pada zaman globalisasi cara orang mendefinisikan diri sendiri tak hanya dibentuk oleh kebangsaan tapi juga oleh konsumsi konten media.
"Bagi mereka yang menyukai Sora Aoi, tak peduli dari negara mana mereka berasal, mereka semua merasa berada dalam satu kelompok yang sama."