Respons Pemotongan Dana dari AS, Belgia Janji Sumbang Rp 310 Miliar untuk Palestina
Belgia menjanjikan dana bantuan senilai 19 juta euro (Rp 310 miliar) untuk Palestina, setelah AS resmi memotong dana bantuannya
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Belgia menjanjikan dana bantuan senilai 19 juta euro (Rp 310 miliar) untuk Palestina, setelah AS resmi memotong dana bantuannya.
Wakil Perdana Menteri Belgia, Alexander De Croo, Rabu (17/1/2018), mengatakan bahwa Belgia akan mengalokasi bantuan melalui Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Jumlah dana bantuan dijanjikan akan dipenuhi dalam jangka waktu tiga tahun, di mana pembayaran untuk tahun pertama akan dilakukan sesegera mungkin.
Menurut De Croo, dana bantuan tersebut merupakan bentuk inisiatif Pemerintah Belgia untuk merespons permintaan tolong dari UNRWA.
"Saya sangat menghargai jasa UNRWA, sebuah badan PBB yang harus bekerja di situasi paling sulit dan berbahaya yang pernah ada," jelas De Croo.
De Croo mengakui, kehidupan di Gaza, Suriah, Tepi Barat dan wilayah sekitarnya sangat keras.
"Bagi banyak pengungsi Palestina di luar sana, UNRWA adalah penyelamat hidup terakhir mereka," kata De Croo lagi.
"Dengan bantuan UNRWA, 500 ribu anak-anak Palestina dapat bersekolah. Ini dapat menghindarkan mereka dari radikalisasi dan tindak kekerasan," lanjutnya.
Selasa (16/1/2018), Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa AS akan membekukan dana sebesar 65 juta dolar AS (Rp 870 miliar), setengah dari jumlah dana yang digelontorkan negara itu untuk disumbangkan ke Palestina.
Meski demikian, AS akan tetap menyediakan dana sebesar 60 juta dolar AS (Rp 800 miliar) untuk diberikan pada UNRWA.
Departemen Luar Negeri AS beralasan bahwa pihaknya masih butuh mengevaluasi kinerja UNRWA sebagai badan PBB yang menangani Palestina.
"Keputusan ini tidak dimaksudkan untuk menghukum pihak lain. Inilah saatnya negara-negara maju lain mengambil peran untuk memajukan keamanan dan stabilitas Timur Tengah," demikian pernyataan juru bicara Deplu AS, Heather Nauert.
Pemotongan dana bantuan oleh AS ini menuai kritik dari berbagai pihak, terutama dari pihak PBB dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pemotongan dana itu "mengkhawatirkan" karena berpengaruh besar terhadap stabilitas di Timur Tengah.
Dalam sebuah cuitan di Twitter pada 2 Januari lalu, Trump kembali mengungkit soal Pakistan yang menurutnya telah merugikan AS dan tak pantas diberikan tunjangan dana bantuan.
"Tidak hanya Pakistan yang membuat AS rugi telah memberikan negara itu miliaran dolar, tapi masih banyak lagi negara lain," cuit Trump melalui akun resminya, @realDonaldTrump.
"Contohnya, AS setiap tahun memberikan Palestina RATUSAN JUTA DOLAR, tapi AS tak mendapat apresiasi dan hormat dari negara itu," katanya.
Trump menyayangkan sikap Palestina yang menolak untuk bernegosiasi soal perjanjian damai dengan Israel.
"Jika Palestina tak lagi berminat untuk berdialog soal perdamaian, untuk apa AS memberikan dana-dana berjumlah besar lagi kepada Palestina?," tulisnya lagi. (Independent/Aljazeera)