Cerita Perempuan Yazidi Menjadi Budak Seks Kelompok ISIS
Selain itu, penyiksaan dan pemerkosaan bocah delapan tahun di depan matanya makin membuatnya kuat untuk bertahan menghadapi berbagai siksaan tersebut
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Seorang perempuan Yazidi bernama Farida Abbas Khalaf menceritakan pengalamannya saat kelompok ISIS menyerang desanya.
Kepada Daily Mirror, Kamis (22/2/2018), Khalaf bercerita setiap laki-laki yang ada di desa Khalaf dibunuh.
Sementara dia serta para perempuan lainnya ditawan dan dibawa ke Raqqa yang merupakan ibu kota ISIS di Suriah.
Selama empat bulan berikutnya, dunia Khalaf seakan runtuh setelah dia menjadi tawanan anggota ISIS.
Setiap hari, Khalaf tidak sekadar disiksa dan disuruh untuk melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga, seperti memasak dan mencuci pakaian anggota ISIS. Dia juga menjadi budak seks kelompok radikal tersebut.
"Setiap kali diperkosa, mereka juga menyiksa saya," kenang Khalaf.
Baca: Kapal Taiwan Kembali Tertangkap di Perairan Karimun, Diduga Bermuatan Narkoba
Bahkan, Khalaf mengaku pernah dipaksa melihat seorang bocah perempuan berusia delapan tahun diperkosa.
Selama dua bulan pertama, Khalaf menerima perlakuan tidak manusiawi yang membuatnya terluka dan kesulitan untuk berjalan.
Penderitaannya tidak berhenti sampai di situ. Dia juga pernah dijual dari anggota ke anggota ISIS lainnya.
Khalaf mengaku, dia berusaha menjaga agar mentalnya tidak terganggu dengan mengingat sang ayah yang telah tiada.
Ayah Khalaf sering berkata kepadanya bahwa dia adalah perempuan yang kuat dan pemberani.
"Saya merasa ayah selalu bersama saya ketika memikirkan setiap ucapannya," ujar Khalaf.
Selain itu, penyiksaan dan pemerkosaan bocah delapan tahun di depan matanya makin membuatnya kuat untuk bertahan menghadapi berbagai siksaan tersebut.
Kesempatan kabur terbuka ketika salah satu petinggi ISIS mengancam bakal membunuhnya.