Tragis! Pengungsi Suriah Harus Bersedia Berhubungan Badan Jika Ingin Mendapatkan Bantuan Kemanusiaan
Para perempuan Suriah dilaporkan tidak bersedia jika harus pergi ke pusat pendistribusian bantuan kemanusiaan.
Editor: Hasanudin Aco
Danielle Spencer, konsultan yang bekerja pada sebuah yayasan mengatakan, kabar eksploitasi seksual itu bukanlah hal baru.
Pertama kali dia mendengar berita itu adalah dari sekumpulan pengungsi Suriah di kamp penampungan Yordania, Maret 2015.
"Para pekerja lokal itu sengaja menahan bantuan, dan menjadikannya tawaran untuk berhubungan seks," beber Spencer.
Spencer melanjutkan, aksi itu seakan menjadi kebiasaan.
Para perempuan tersebut tidak mempunyai pilihan selain menuruti keinginan pelaku.
Beberapa bulan kemudian, Komite Penyelamat Internasional (IRC) menggelar survei terhadap 190 perempuan di Dara'a dan Quneitra.
Hasilnya, 40 persen dari responden menyatakan mengalami pelecehan seksual ketika berusaha mengambil bantuan.
Laporan itu dipaparkan dalam pertemuan antara organisasi internasional dan badan PBB di Amman, Yordania, pada 15 Juli 2015.
Sebagai hasil dari pertemuan itu, beberapa organisasi mulai memperketat prosedur penyaluran bantuan mereka.
Namun, ada juga yang memilih untuk tidak menanggapi.
Spencer berkata, mereka lebih memilih menutup mata supaya tetap mengirim bantuan ke selatan Suriah.
Spencer menjelaskan, eksploitasi seksual terhadap perempuan sudah terjadi sejak perang saudara di Suriah meletus pada 2011.
"Namun, selama tujuh tahun terakhir, mereka lebih memilih untuk tidak mempedulikannya," kecam Spencer.
Penulis: Ardi Priyatno
Sumber: BBC
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demi Bantuan, Perempuan Suriah Dieksploitasi secara Seksual"
Editor : Ardi Priyatno Utomo