Media di Indonesia Diminta Lebih Peka Memberitakan soal Suriah
Menurut Pizaro, media di Indonesia harus memperhatikan dan juga produktif dalam meliput isu-isu internasional, seperti yang terjadi di Ghouta.
Editor: Hasanudin Aco
![Media di Indonesia Diminta Lebih Peka Memberitakan soal Suriah](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/seorang-bayi-ditemukan-masih-hidup_20180307_202548.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gilang Syawal Ajiputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ghouta sudah dikepung oleh tentara pemerintah Suriah sejak 2013.
Namun, baru sekarang ini media diseluruh dunia tergerak untuk meliput, termasuk media di Indonesia.
"Ghouta sudah dikepung dan dihancurkan oleh pasukan Bashar Assad sejak 2013, tetapi sedikit sekali media yang meliput," kata Pizaro, Redaktur Eksekutif Kantor Berita Turki, Anadolu Agency, saat ditemui dalam acara Selamatkan Ghouta, Kamis, (8/3/2018) di Jakarta.
Menurut Pizaro, media di Indonesia harus memperhatikan dan juga produktif dalam meliput isu-isu internasional, seperti yang terjadi di Ghouta.
"Selama ini media baru mengangkat soal isu kemanusiaan ketika ada peristiwa. Padahal Ghouta adalah peristiwa itu sendiri." katanya.
Baca: Aksi Cepat Tanggap: Yang Bisa Hentikan Perang Suriah Hanya Kemanusiaan
Bagi Pizaro, apa yang terjadi di Ghouta tidak boleh terhambat hanya karena masalah jarak geografis antara Indonesia dengan Suriah.
Karena yang terjadi di Suriah adalah tentang masalah kemanusiaan.
"Meliput Suriah kan nggak harus ke Suriah, bisa melihatnya dari kantor media asing yang bertugas di Suriah atau juga bisa menjadikan organisasi kemanusiaan seperti ACT sebagai sumber berita," katanya.
Pizaro mengatakan kalau apa yang terjadi di Ghouta adalah penentu untuk menunjukkan pribadi bangsa Indonesia, menjadi bangsa yang baik dan humanis atau mati rasa tak berperikemanusiaan.
"Saya harap media harus lebih peka." tegas Pizaro.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.