Pleasure Squad, Para Selir Kim Jong Un Menanggung Pelecehan dan Penderitaan
Selir-selir versi Korea Utara itu dikenal sebagai Pleasure Squad. Para anggota Pleasure Squad harus memanggul penderitaan yang teramat sangat.
TRIBUNNEWS.COM, PYONGYANG - Kita pasti tidak asing dengan mitos puluhan bahkan ratusan selir yang 'dipaksa berkorban' demi seorang raja yang tengah bertahta.
Hampir semua kerajaan bahkan pemerintahan modern pernah atau bahkan masih menerapkan status quo yang tak lagi relevan itu hari ini. Tak terkecuali, Korea Utara.
Selir-selir versi Korea Utara itu dikenal sebagai Pleasure Squad.
Mereka akrab menyebutnya "Gippeumjo" yang berarti "pemberi kebahagiaan".
Sederhananya, sebut saja mereka para gadis penghibur Kim Jong Un, sang diktator tunggal di negara itu.
Remaja-remaja cantik pilihan ini dimanjakan dengan pakaian, make-up, dan kehidupan yang 'seakan tampak' mewah.
Baca: Perancis, Spanyol, Jerman, Portugal Negara Peminat Egy Maulana Selain Polandia
Namun, di balik semua itu, para anggota Pleasure Squad harus memanggul penderitaan yang teramat sangat.
Sebab meski secara materi, kehidupan mereka terjamin, Pleasure Squad dipaksa menggadaikan harga diri mereka.
Pleasure Squad dibentuk pertama kali oleh Kim Il Sung, diktator Korea Utara (kakek Jong Un) di tahun 1970.
Tidak semua gadis bisa menjadi Pleasure Squad.
Mereka harus berusia antara 13-15 tahun, memiliki wajah cantik, kulit halus mulus tanpa bekas luka, suara lembut dan menggoda, serta tinggi minimal 170cm.
Anggota Pleasure Squad diwajibkan masih perawan dan belum disentuh oleh pria manapun sebelumnya.
Begitu anggota terpilih, gadis-gadis malang ini akan direbut paksa dari keluarga mereka, dikarantina dalam asrama khusus dan dilarang berhubungan dengan siapapun.