Akhir Tragis Kisah Sudan, Badak yang Mau Buang Air Saja Harus Dijaga Tentara itu Akhirnya Mati
Dalam usianya yang sudah mencapai 45 tahun, Sudan mengalami berbagai komplikasi penyakit.
Editor: Aji Bramastra
Pasalnya, di dunia hanya diketahui spesies ini tinggal ada dua ekor, semuanya betina.
"Dia adalah raksasa lembut. Di balik tubuh besarnya, kepribadian Sudan sangatlah luar biasa," ujar Elodie Sampere, Juru Bicara OI Pejeta.
Meski begitu, dilaporkan ABC News, tim konservasi berhasil mengambil sampel genetik dari Sudan sebelum dia disuntik mati.
Melalui teknologi fertilisasi in vitro (IVF), dokter hewan berusaha melakukan inseminasi buatan kepada dua betina yang masih tersisa untuk mencegah kepunahan.
Saat hidup, selama 24 jam, Sudan selalu didampingi tiga sampai empat tentara bersenapan laras panjang di Kenya.
Sudan bukan presiden, miliuner, atau pemimpin teroris.
Alih-alih manusia, Sudan adalah badak berusia 40 tahun.
Yang membuat dia dikawal begitu ketat, karena Sudan kini menjadi satu-satunya Badak Putih Utara (Ceratotherium simum cottoni) jantan yang tersisa di dunia.
Ya, bila Sudan mati, maka, Badak Putih Utara, atau Northern White Rhinocheros, dipastikan punah selamanya.
Badak ini mendapat perlindungan 24 jam, karena dikhawatirkan menjadi incaran pemburu liar.
Itu artinya, dimanapun dan apapun yang dilakukan Sudan, ia akan mendapat pengawalan ketat dari bodyguard pribadi-nya.
Dirilis oleh The Huffington Post, bisa tidaknya badak jenis ini lestari, tergantung dari Sudan dan dua Badak Putih Utara betina yang ada di pusat konservasi badak Ol Pejeta di Kenya.
Ol Pejeta merupakan satu-satunya harapan, agar Badak Putih Utara bisa lestari.
Tak hanya penjaga bersenapan, Ol Pejeta juga melindungi Sudan dengan radio pemancar.