Win Myint, Loyalis Aung San Suu Kyi Terpilih Jadi Presiden Myanmar
Ia merupakan mantan pengacara tetap yang menjadi salah satu tokoh penting dalam lingkaran Suu Kyi.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, YAGON - Parlemen Myanmar telah memilih loyalis Aung San Suu Kyi sebagai presiden baru, menggantikan Htin Kyaw yang tiba-tiba mengundurkan diri minggu lalu.
Loyalis Suu Kyi itu bernama Win Myint (66).
"Saya mengumumkan bahwa yang terhormat Win Myint yang memperoleh suara terbanyak, terpilih sebagai presiden, " kata Ketua Parlemen Mann Win Khaing Than.
Win Myint menyapu hampir dua pertiga suara di Parlemen yang didominasi oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Suu Kyi.
Ia mengalahkan dua lawan, termasuk pejabat Presiden dari unsur militer Myint Swe.
Win Myint sebelumnya merupakan ketua majelis rendah. Pekan lalu, dia mengundurkan diri agar memuluskan jalannya menuju kursi presiden.
Ia merupakan mantan pengacara tetap yang menjadi salah satu tokoh penting dalam lingkaran Suu Kyi. Khususnya berjuang berasma Suu Kyi dalam memperjuangkan demokrasi tahun 1988.
Saat itu Win Myint, bersama dengan banyak orang lain, telah menjadi tahanan politik.
Sebelumnya Presiden Myanmar Htin Kyaw telah mengundurkan diri dari jabatan yang diembannya sejak 2016 lalu.
Tidak ada alasan diberikan kantor kepresidenan terkait mundurnya Htin Kyaw.
Tetapi selama ini ada keprihatinan dalam beberapa bulan terakhir tentang kondisi kesehatan Presiden berusia 71 tahun itu setelah ia jarang muncul di acara-acara resmi.
Htin Kyaw disumpah sebagai Presiden pada tahun 2016 setelah pemilu bersejarah yang mengakhiri dekade pimpinan militer.
Tapi ia pada dasarnya hanya seorang pemimpin formil, dengan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi bertindak sebagai de facto Presiden.
Wakil Presiden Rosy Swe, seorang mantan Jenderal, akan bertindak sebagai Presiden sampai Presiden baru dipilih dalam waktu tujuh hari.
Sebagai informasi, Suu Kyi, pemenang nobel perdamaian dan menghabiskan waktu dua dekade dalam tahanan rumah karena berupaya mendorong demokrasi, dilarang menjadi presiden berdasarkan undang-undang yang dibuat ketika pemerintah miiter berkuasa.
Undang-undang dasar ini menyebutkan warga Myanmar dengan pasangan atau anak berkewarganegaraan asing dilarang mencalonkan diri.
Mendiang suami Suu Kyi dan dua anaknya berkewarganegaraan Inggris.
Htin Kyaw, yang merupakan sekutu dekat pimpinan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi, terpilih melalui sistem voting dengan perolehan 360 dari 652 suara.
Parlemen Myanmar memilih Htin Kyaw sebagai presiden Myanmar pertama dari kalangan sipil setelah lebih dari 50 tahun negara tersebut dikuasai junta militer.
Lulusan Universitas Oxford itu dikenal sebagai sosok yang setia dengan Aung San Suu Kyi.
Dia menjadi anggota NLD yang loyal dan selalu mendampingi Suu Kyi sejak perempuan itu dibebaskan dari tahanan rumah pada 2010.
Kualitas utamanya, seperti dilaporkan koresponden BBC di Myanmar, Jonah Fisher, adalah kemampuannya untuk mematuhi perintah.
Pasalnya, sebelum pemilihan umum Myanmar digelar November lalu, Aung San Su Kyi telah menegaskan bahwa dirinya akan memimpin Myanmar, terlepas siapa yang menjadi presiden.(Channel News Asia/AP/BBC/Facebook Kantor Kepresidenan Myanmar)