Jual Beli Saham di Jepang Sebulan Bisa Dapat Untung 20 hingga 30 Persen
Jual beli saham di Jepang sebulan bisa dapat untung sekitar 20 hingga 30 persen. Tapi kalau merugi bisa minus 20 persen.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jual beli saham di Jepang sebulan bisa dapat untung sekitar 20 hingga 30 persen. Tapi kalau merugi bisa minus 20 persen.
Sebuah risiko investasi saham di Jepang saat ini.
"Dalam pengalaman saya sekitar 15 tahun bertransaksi saham, keuntungan jual beli saham sebulan di Jepang mungkin bisa 20 sampai 30 persen. Kalau sehari bisa untung 10 persen seperti di Jakarta, tak akan bisa dilakukan di Jepang," kata Harumi Kogo, analis dan penasihat investasi terkenal di Jepang kepada Tribunnews.com, akhir pekan lalu.
Kogo tahun 2014 terpilih sebagai penasihat investasi terbaik wanita di Jepang.
Tahun 2015 juara kedua, tapi tahun 2016 dan 2017 kembali sebagai penasihat investasi terbaik di Jepang.
"Saya akan berusaha menjadi yang terbaik di tahun 2018 ini, ya dengan bekerja semaksimal mungkin untuk bisa menciptakan nasihat terbaik bagi para nasabah dan msyarakat Jepang," tambah kelahiran Perfektur Chiba yang masih single ini.
Lalu bagaimana caranya memilih saham Jepang agar bisa dapat untung besar?
Baca: Air Bah Kejutkan Warga Kampung Pajagan, Nana Tak Sempat Selamatkan Barang-barang Berharga Miliknya
"Kita tidak memilih berdasarkan sektor atau perusahaan besar. Yang dipilih justru saham-saham baru muncul dari perusahaan kecil menengah yang baru listing tapi punya kemungkinan maju yang besar di masa depan. Punya sumber usaha yang kuat serta kemungkinan maju besar melebarkan sayap usaha baik, sehingga struktur kemajuan bisa terlihat baik. Kalau perusahaan mapan dan besar sudah sulit mendapat keuntungan besar," ujar dia.
Pada awalnya di usia 21 tahun Kogo yang hanya lulusan SMA tersebut melakukan transaksi saham pertamanya tetapi bukan saham Jepang melainkan saham Cina.
"Kalau saham Jepang kita butuh sekitar 300.000 yen untuk bisa bermain dengan baik. Tapi kalau saham Cina saat itu cukup dengan 50.000 yen sudah bisa bertransaksi dengan baik," kata dia.
Kemudian sekitar usia 26 tahun atau lima tahun kemudian barulah dia menceburkan diri ke dunia pasar Jepang setelah punya uang cukup dan dorongan serta nasihat dari banyak teman-teman investasinya di Jepang.
Baca: BREAKING NEWS: Korban Miras Oplosan di Cicalengka Bertambah Jadi 15 Orang
"Waktu itu pertama kali main saham indeks Nikkei mungkin masih sekitar 8000 poin dan kini sudah sekutar 21.000 poin, sehingga keuntungan transaksi pun bisa lebih besar sebenarnya. Namun dengan nilai mata uang Yen menguat saat ini tentu indeks saham pun melemah," kata dia.