Bos Starbucks Ingin Minta Maaf Langsung kepada 2 Pria Kulit Hitam yang Ditangkap di Philadelphia
Kevin menuliskan permintaan maaf pada Sabtu (14/4/2018) usai sebuah video insiden itu menjadi viral
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO Starbucks, Kevin Johnson mengatakan dirinya ingin bertemu dan meminta maaf langsung kepada dua pria kulit hitam yang ditangkap di sebuah kedainya di Philadelphia, Kamis (12/4/2018) lalu.
Kevin menuliskan permintaan maaf pada Sabtu (14/4/2018) usai sebuah video insiden itu menjadi viral dan memicu amarah masyarakat di media sosial.
"Video yang direkam oleh pelanggan kami sangat sulit untuk ditonton. Tindakan di dalamnya pun tidak mewakili Misi dan Nilai yang dimiliki Starbucks," kata Kevin pada pernyataan tertulis, seperti dilansir The Philadelphia Inquirer, Senin (16/4/2018).
"Starbucks tegas menentang diskriminasi atau pemeriksaan berdasarkan ras," imbuhnya.
Kevin menyayangkan kejadian tersebut dan ingin meminta maaf secara pribadi dan "bertatap muka" dengan kedua pria tersbut.
Sebuah video yang diposting online oleh Melissa DePino pada Kamis (12/4/2018), menunjukkan petugas kepolisian memborgol dua pria usai berdiskusi sebentar, kedua pria itu pun terlihat pasrah dan tidak memberi perlawanan.
"Polisi dipanggil karena mereka tidak memesan apa-apa. Mereka sedang menunggu temannya saat digiring dengan tangan diborgol. Semua orang kulit putih di kedai itu bertanya-tanya mengapa hal itu tidak pernah terjadi pada mereka manakala mereka melakukan hal sama," tulis Melissa di Twitter.
Kevin mengatakaan perusahaannya tengah menyelidiki dan melakukan perubahan yang diperlukan sehingga insiden tersebut tidak terjadi lagi.
"Manajer toko kami tidak pernah bermaksud agar orang-orang ini ditangkap dan ini seharusnya tidak pernah terjadi," katanya.
"Kami juga akan lebih lanjut melatih mitra kami untuk lebih tahu kapan bantuan polisi dibenarkan," tambahnya.
Polisi belum merilis nama-nama pria yang ditangkap. Seorang juru bicara untuk kantor jaksa wilayah mengatakan keduanya dibebaskan karena kurangnya bukti bahwa kejahatan telah dilakukan, tetapi menolak komentar lebih lanjut terkait insiden ini.