Perdana Menteri Armenia Mengundurkan Diri, Sargsyan: Saya Salah
Warga ibu kota Yerevan bersuka cita merayakan pemberhentian Serzh Sargsya
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan wartawan tribunnews.com, Wahyu Firmansyah
TRIBUNNEWS.COM, YEREVAN - Perdana Menteri Armenia Serzh Sargsyan mengundurkan diri secara tak terduga, untuk meredakan protes besar-besaran anti pemerintah.
Warga ibu kota Yerevan bersuka cita merayakan pemberhentian Serzh Sargsyan, warga saling berpelukan dan membunyikan klakson mereka.
"Nikol Pashinian benar, Saya salah," ujar Sargsyan mantan presiden Armenia, seperti dilansir Cbsnews, Selasa (24/4/2018).
"Gerakan di jalanan bertentangan dengan aturan saya, saya mematuhi tuntutan mereka," katanya.
jalan-jalan Yerevan dipenuhi oleh massa pengunjuk rasa anti pemerintah mulai 13 April 2018, ada sekitar 50.000 massa memblokir gedung pemerintah.
Salah seorang pimpinan massa, Pashinian bertemu dengan perdana menteri untuk berbicara pada hari minggu, Pashinian menolak membicarakan hal apapun selain pengunduran diri perdana menteri.
Alexander Iskanderian, direktur Institut Caucasus di Yerevan mengatakan "Protes dalam beberapa hari terakhir telah membengkak ke titik bahwa Anda juga harus menggunakan kekerasan atau mencari jalan keluar lain."
Juru bicara Kementrian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova memuji keputusan Sargsyan sebagai langkah untuk menyatukan bangsa.
"Orang-orang yang memiliki kekuatan untuk tetap menghormati satu sama lain meskipun perbedaan penting dan tetap bersatu bahkan di saat-saat paling sulit dalam sejarah. Armenia, Rusia selalu bersamamu," ujar Maria Zakharova di akun Facebooknya.