Media Asing Soroti Kerusuhan Berujung Tewasnya 5 Polisi di Mako Brimob
Aksi rusuh itu menewaskan lima petugas kepolisian dai seorang tahanan teroris.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Kericuhan yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, yang menewaskan 5 polisi dan seorang narapidana teroris serta mengakibatkan sejumlah polisi lainnya terluka, ternyata menarik perhatian media internasional.
Salah satunya adalah The Guardian, media massa asal Inggris itu memberitakan peristiwa yang berlangsung sejak Selasa malam, 8 Mei 2018 itu.
Dikutip dari laman The Guardian, Kamis (10/5/2018), pengepungan tersebut berlangsung selama 36 jam dengan pengamanan yang dikerahkan secara maksimum oleh Polri di kawasan pinggiran Jakarta itu.
Baca: Kronologi Penyerahan Diri 145 Tahanan di Mako Brimob, Menko Polhukam: Pelaku Keji, Tak Manusiawi
Narapidana yang memulai aksi ricuh yang mematikan itu dilaporkan behasil mengendalikan tiga blok sel yang ada di dalam penjara tersebut.
Aparat kepolisian RI pun melakukan pengepungan selama 36 jam, sebelum akhirnya pengepungan berakhir pada Kamis pagi.
Aksi rusuh itu menewaskan lima petugas kepolisian dai seorang tahanan teroris.
Kerusuhan itu mengakibatkan lima petugas disandera dan dibunuh secara brutal, sedangkan korban keenam merupakan tahanan dari penjara tersebut.
Mayoritas korban merupakan anggota regu anti terorisme elit Indonesia, Densus 88, dengan luka sayatan pada leher mereka.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Polisi M Iqbal.
Setelah melakukan negosiasi selama berjam-jam, pembebasan seorang sandera pun akhirnya bisa dilakukan pada dini hari tadi.
Aparat kepolisian mengkonfirmasi bahwa pengepungan telah berakhir pada Kamis pagi.
"Operasi berakhir pukul 07.15 pagi waktu setempat, baru saja," kata Wakapolri Komjen Polisi Syafruddin.
Ia menambahkan, tidak ada korban lainnya dalam proses negosiasi tersebut dan seluruh tahanan pun telah menyerah.
Sementara itu, suara ledakan dan tembakan terdengar di luar kompleks penjara tersebut pada Kamis pagi, sebelum polisi mengumumkan bahwa seluruh tahanan telah menyerah.
Sebanyak lebih dari 150 tahanan terlibat dalam kerusuhan fatal tersebut, dimana narapidana selama ini telah mengantongi senjata rampasan.
Kerusuhan tersebut terjadi di blok yang memang dikhususkan untuk menahan seluruh narapidana teroris.
Media propaganda kelompok teroris ISIS, Amaq, menyebarkan gambar sesaat setelah peristiwa ricuh itu berlangsung.
ISIS mengaku bertanggungjawab atas serangan itu, namun Polri membantah aksi ricuh berujung tewasnya 5 orang polisi dan seorang napi itu berhubungan dengan ISIS.
Polri mengatakan bahwa kerusuhan tersebut dipicu perselisihan terkait makanan.
"Pemicunya sepele, soal makanan," kata Iqbal.
Para pengamat secara rutin menyoroti bagaimana ideologi ekstrimis bisa berkembang di dalam penjara-penjara di Indonesia yang dianggap sangat sesak karena jumlah napi yang terlalu banyak.
Terkait Mako Brimob, rumah tahanan itu ternyata tidak hanya dihuni napi teroris, namun terdapat pula seorang tahanan dari kasus penistaan agama, mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Saat ini seluruh napi teroris dalam proses pemindahan ke Lapas Nusa Kambangan, Cilacap.