PM Malaysia Tinjau Kontrak Pencarian MH370 Sebagai Langkah Pangkas Utang Negara
Penerbangan MH370, membawa 239 orang, menghilang dalam rutenya dari Kuala Lumpur menuju Beijing
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, PUTRAJAYA - Perdana Menteri baru Malaysia Mahathir Mohamad akan meninjau dan mungkin akan mengakhiri kerjasamanya dengan perusahaan swasta Amerika Serikat yang mencari Pesawat Malaysia Airlines MH370.
Penerbangan MH370, membawa 239 orang, menghilang dalam rutenya dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret 2014, salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia.
Pemerintah Malaysia sebelumnya menjalin kesepakatan di bulan Januari untuk membayar Ocean Infinity yang bermarkas di Houston hingga $70 juta jika perusahaan itu menemukannya selama pencarian di Samudera Hindia Selatan yang diharapkan berakhir pada Juni.
"Kita ingin tahu detailnya (pencarian), kebutuhan ini, jika kita mendapati ini tidak dibutuhkan, kita tidak akan memperpanjang," kata Mahathir setelah memimpin rapat kabinet pertamanya, seperti dilansir The Hindu, Rabu (23/5/2108).
"Kita meninjau kontraknya, dan kita harus mengakhiri itu jika ditemukan tidak berguna," tambahnya.
Pengumuman tersebut muncul sebagai langkah pemerintahan Mahathir memangkas pengeluaran setelah meninjau level hutang negara.
Mahathir (92), terpilih sebagai Perdana Menteri Baru Malaysia setelah menggulingkan Koalisi Barisan Nasional yang telah lama berkuasa, dengan pimpinannya, mantan Perdana Menteri dan mantan anak didiknya, Najib Razak dalam pemilihan umum yang mengejutkan pada 9 Mei 2018 lalu.