Rencana Malaysia Bangun Pulau di Middle Rocks Pancing Kemarahan Singapura
Kawasan Pedra Branca atau Batu Puteh merupakan kawasan sengketa semenjak Malaysia mengklaimnya dalam peta mereka yang dipublikasikan pada tahun 1979.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Kawasan Pedra Branca atau Batu Puteh merupakan kawasan sengketa semenjak Malaysia mengklaimnya dalam peta mereka yang dipublikasikan pada tahun 1979.
Hal itu membuat Singapura mengadukan masalah itu ke pengadilan Internasional milik PBB (ICJ) pada tahun 2003.
Hasil pengadilan PBB memutuskan bahwa Pedra Branca merupakan milik Singapura. Sedangkan gugusan batu masuk ke dalam kekuasaan Malaysia.
Malaysia tidak terima dengan hasil tersebut, dan mengajukan peninjauan ulang atas keputusan ICJ di 2 Februari 2017 tersebut dengan memberikan bukti baru.
Bukti yang dimaksud adalah tiga dokumen yang diambil dari Arsip Nasional Inggris, dan menunjukkan bahwa Singapura tidak berhak atas Pedra Branca selama 1950-1960.
Singapura juga tak mau mengalah, mereka membalas dengan memberi laporan pengamatan tertulis yang disebut sebagai "bantahan komprehensif".
Malaysia lalu mengajukan peninjauan ulang yang kedua pada 30 Juni 2017 yang meminta agar ICJ memberikan hak atas perairan di sekitar Pedra Branca.
Langkah Malaysia itu mendapat kecaman dari Kementerian Luar Negeri Singapura sebagai gugatan yang "membingungkan, tidak penting, dan tidak pantas".
Namun, pada Rabu (30/5/2018), Kemenlu Singapura mengumumkan Malaysia telah menarik gugatan yang mereka layangkan ke ICJ sejak 2017.
Kantor berita AFP melaporkan Rabu (30/5/2018), Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengumumkan rencana untuk membangun pulau di gugus batuan (Middle Rocks) yang dekat dengan wilayah Singapura.
Hal ini tentu saja berpotensi membuat negara-negara tetangganya marah, terutama Singapura pastinya.
Sebelumnya, Singapura sudah sempat dikejutkan dengan pernyatan Mahathir yang berniat membatalkan proyek kereta cepat Kuala Lumpur-Singapura yang diteken pada 2016.
Dan kini Singapura juga kaget untuk kedua kalinya, dalam konferensi pers seusai rapat kabinet, Mahathir mengungkapkan bahwa dia berencana mengembangkan Middle Rock menjadi pulau kecil.
"Adalah kepentingan kami mengubah Middle Rock menjadi pulau yang menguntungkan," beber PM 92 tahun itu dilansir dari Channel News Asia.
Saat ini Malaysia juga telah mendirikan bangunan di Middle Rock, yang oleh media Negeri "Jiran" dilaporkan sebagai pangkalan angkatan laut sejak tahun lalu.
James Chin, pakar Malaysia dari Universitas Tasmania memprediksi, langkah itu bisa dianggap oleh Singapura sebagai "penyanderaan".
Sebab, Middle Rock terletak di sebelah timur pintu masuk kawasan strategis Selat Singapura yang menjadi rute paling ramai dunia kapal dagang.
"Di antara elit politik Singapura, mereka bakal melihat rencana Mahathir sebagai penegasan atas sikap anti-Singapura yang diusungnya," ujar Chin.
Singapura dengan rasa cemas telah mengamati akibat terpilihnya Mahathir menjadi Perdana Menteri setelah menang Pemilihan Umum Malaysia 9 Mei lalu.
Di masa Mahathir menjabat sebagai perdana menteri lebih dari dua dekade lalu, hubungan Malaysia dan Singapura selalu memanas.