Presiden Iran Bersumpah ke Rakyatnya Akan Perangi Amerika
Trump sebelumnya melontarkan ancaman itu setelah secara sepihak mundur dari perjanjian nuklir internasional.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Presiden Iran Hassan Rouhani telah berjanji untuk memaksa Amerika Serikat (AS) 'bertekuk lutut' karena negara itu terus mengancam sekutu-sekutunya untuk menghentikan impor minyak dari Iran.
Trump sebelumnya melontarkan ancaman itu setelah secara sepihak mundur dari perjanjian nuklir internasional.
"Kami tidak akan menyerah untuk menekan AS dan akan mempertahankan martabat nasional dan historis kami di depan negara itu," kata Rouhani pada Rabu kemarin, sebagaimana dikutip Press TV.
"Kami akan membuat AS bertekuk lutut dalam pertempuran ini,".
Dilansir dari laman Russia Today, Kamis (28/6/2018), setelah secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir Iran 2015, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), pada Mei lalu AS bersumpah untuk memperkuat tekanan ekonomi dan sanksi terhadap Iran.
Baca: Khamenei Desak Lembaga Peradilan Tindak Mereka yang Bahayakan Ekonomi Iran
Dalam menghadapi tekanan luar biasa ini, Rouhani mencatat bahwa pemerintahannya akan terus membela kepentingan Iran dan fokus pada penguatan ekonomi.
Presiden ke-7 Iran itu juga mengesampingkan kemungkinan bahwa AS bisa mengisolasi negaranya.
"Bahkan dalam kasus terburuk, saya berjanji bahwa kebutuhan dasar warga Iran akan disediakan," kata Rouhani yang menyampaikan secara langsung pernyataannya dalam siaran televisi nasional dan dikutip The Jerusalem Post.
"Kita memiliki cukup mata uang asing untuk disuntikkan ke pasar,".
"Kita akan menyelesaikan masalah dan tekanan ini, tapi kita tidak akan mengorbankan kemerdekaan kita," tegas Rouhani saat bersumpah dan berusaha membakar semangat warga Iran.
Sebaliknya, AS agak terisolasi, bahkan sekutu dekatnya termasuk Prancis, Inggris dan Jerman menentangnya untuk mencegah hancurnya perjanjian itu.
Perlu diketahui, memangkas impor minyak dari Iran sepenuhnya merupakan tantangan yang tidak ingin diambil secara sukarela oleh negara manapun.