Penyelenggaraan Matsuri di Jepang Selalu Merugi, Festival Tenjin Osaka Dimulai Besok
Penyelenggaraan festival (matsuri) di Jepang mengalami akaji (kerugian) akhir-akhir ini karena biaya honor terutama tenaga satpam mahal.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Penyelenggaraan festival (matsuri) di Jepang mengalami akaji (kerugian) akhir-akhir ini karena biaya honor terutama tenaga satpam mahal dan semakin berkurang pengunjungnya.
"Penyelenggaraan matsuri memang pada dasarnya merugi selama ini. Lihat saja misalnya Yonago Matsuri di Perfektur Tottori sangat sedikit tak sampai satu juta orang karena pengunjungnya semakin sedikit di Jepang," kata Hideo Niigata, Wakil Ketua Japan Matsuri Network.
Bukan hanya jumlah orang yang semikin sedikit, biaya SDM terutama untuk satpam yang semakin mahal saat ini.
Padahal satpam sangat penting karena sering kali terjadi persengketaan di tengah panas yang sangat terik di bulan Juli.
Festival besar lainnya yaitu Tenjin Matsuri akan diselenggarakan di Osaka mulai 24 Juli besok.
Baca: Alat Penanak Nasi hingga Kulkas Disita dari Kamar Terpidana Korupsi di Lapas Sukamiskin
Diharapkan tetap memberikan semangat dan keberuntungan bagi penyelenggaranya.
Biaya satpam yang naik dan semakin mahal itu terasa sejak keputusan kenaikan biaya untuk penyelenggaraan matsuri di Akashi Hyogo tahun 2001.
"Sejak saat itu biaya satpam yang mahal memang membebani anggaran matsuri sehingga mengalami kerugian jutaan yen di berbagai matsuri di Jepang," tambahnya.
Meskipun demikian khusus untuk Nebuta Matsuri di Aomori tahun ini mengalami kenaikan penghasilan sehingga pertama kali mengalami keuntungan 4 juta yen dari 26 juta yen menjadi 30 juta yen.
"Itu karena biaya menonton matsuri dinaikkan oleh panitianya sehingga penghasilan meningkat bagus dan pertama kali mengalami keuntungan," tambahnya.
Usaha menambah penghasilan para penyelenggara matsuri di Jepang saat ini juga lewat Cloud Funding di internet.
Misalnya Gion Matsuri memperoleh 4,01 juta yen dana bantuan dari masyarakat yang habis dipakai untuk biaya satpam dan biaya pembuangan sampah.
Demikian pula Tenjin Matsuri mendapat 2,7 juta yen antara lain juga dengan memberikan hadiah satu botol sake bagi pembeli karcis masuk 20.000 yen per orang.
Baca: Tubagus Chaeri Wardana Sementara Tinggal di Samping Kamarnya yang Disegel KPK
Kalau membeli karcis masuk 10.000 yen akan dapat kipas tradisional Jepang.
Upaya penghasilan uang masuk penyelenggaraan matsuri memang selalu dipikirkan dan diupayakan berbagai tempat.
Namun keterkaitan mafia Jepang (yakuza) yang selalu tak bisa dihindarkan tampaknya membuat sulit anggaran matsuri dari tahun ke tahun.
"Kalau tidak dapat duit kalangan yakuza ini pasti kegiatan akan diacak-acak. Jadi ya sekalian saja sebagai satpam sehingga dia dapat duit, semua pihak senang jadinya," tambah sumber Tribunnews.com yang lain.
Secara hukum memang keterlibatan yakuza dilarang di dalam kegiatan matsuri apapun.
Namun dalam kenyataan tetap saja yakuza ikut aktif di dalam festival budaya Jepang tersebut.
"Sulit memang membedakan mana yang yakuza mana yang tidak, dan tidak bisa hanya dengan melihat tato saja, karena orang baik pun kini banyak yang bertato," tambahnya.
Info yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.