Pelaku Penembakan Massal di Toronto Disebut Mengidap Gangguan Jiwa
"Anak kami mengalami gangguan kesehatan mental yang berat. Ia berjuang melawan psikosis dan depresi sepanjang hidupnya,"
Penulis: Ria anatasia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnew.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, TORONTO - Pelaku penembakan di kawasan Greektown, Toronto, Kanada yang mengakibatkan dua orang tewas dan 13 lainnya terluka mengalami gangguan jiwa berupa psikosis dan depresi.
Hal tersebut dinyatakan pihak keluarga pelaku saat polisi menyelidiki motif di balik peristiwa yang terjadi, Minggu (22/7/2018) malam.
Baca: Relawan Jokowi Tolak Presiden dan Wakil Presiden Menjabat Lebih dari Dua Periode
Dilansir The Guardian, Selasa (24/7/2018), pelaku bernama Faisal Hussain (29) tewas di lokasi kejadian usai terlibat baku tembak dengan polisi.
Dalam sebuah pernyataan, keluarga Hussain menyampaikan belasungkawa kepada korban yang menderita akibat tindakan anggota keluarnya tersebut.
Baca: Kalapas Sebut Ratu Atut Sedang Mengambil Air Wudu Saat Selnya Disidak
Pihak keluarga pun mengaku merasa hancur setelah mendengar berita tersebut.
"Anak kami mengalami gangguan kesehatan mental yang berat. Ia berjuang melawan psikosis dan depresi sepanjang hidupnya," katanya.
Mereka meyebut Hussain telah berusaha mencari bantuan medis dan profesional, mengonsumsi berbagai obat hingga terapi.
Namun, upaya tersebut tak berhasil menyembuhkannya.
Baca: Brimob Hingga Penembak Jitu Diturunkan untuk Amankan Sidang Pembubaran JAD
"Kami mencoba yang terbaik untuk mencari bantuan baginya yang berjuang dengan sakit sepanjang hidupnya. Kami tak pernah menyangka ini akan berakhir dengan kehancuran seperti ini," ujarnya.
Seorang sumber yang dekat dengan keluarga Hussain mengatakan, Hussai bekerja di perusahaan ritel.
Keluarganya baru saja ditimpa musibah di mana adik Hussain mengalami kecelakaan mobil dan terkena stroke.
Hussain sering menemani ibunya ke rumah sakit untuk mengunjungi sang adik, kata sumber tersebut.
Tetangga dan teman-teman menggambarkannya sebagai orang pendiam.
Namun, ia sempat mengeluhkan kondisi mentalnya kepada sejumlah teman terdekat.
Sementara itu, Kepolisian Toronto belum menentukan motif di balik penembakan tersebut.
"Kami tidak tahu mengapa ini terjadi. Terlalu dini untuk menentukan motifnya,” kata Mark Saunders, kepala polisi Toronto pada Senin (23/7/2018) lalu.