PM Jepang dan Sekjen PBB Tekankan Perlucutan Nuklir Pada Peringatan 73 Tahun Bom Atom di Nagasaki
Kita akan berusaha menekankan pentingnya perlucutan senjata nuklir, dari konsep perbedaan nasional
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS Tokyo - PM Jepang bersama Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bersama-sama menekankan perlucutan senjata nuklir serta non proliferasi nuklir dalam acara peringatan 73 tahun jatuhnya bom atom di Nagasaki Kamis ini (9/8/2018).
"Kita akan berusaha menekankan pentingnya perlucutan senjata nuklir, dari konsep perbedaan nasional yang jelas untuk mencapai dunia yang bebas dari senjata nuklir, sebagai titik awal pemahaman yang tepat dari realitas tragis bom atom. Kami telah menyatakan bahwa perlu untuk mendapatkan kerjasama berbagai negara pemilik senjata nuklir dan negara-negara non senjata nujklir," papar Abe dalam upacara Peace Memorial diselenggarakan di Nagasaki pagi ini.
Oara ahli diharapkan dapat terus membahas bagaimana untuk melanjutkan dengan perlucutan senjata nuklir. Untuk ketiga kalinya "Eminent Persons Group", akan diselenggarakan di Nagasaki pada musim gugur tahun ini untuk memperjelas kebijakan.
"Kami menekankan ide untuk terus memimpin upaya masyarakat internasional terhadap perlucutan senjata nuklir dan nuklir non-proliferasi," tambahnya.
Untuk pertama kalinya Sekretaris Jenderal PBB Guterres, ikut menghadiri upacara perdamaian di Nagasaki tersebut pula.
Guterres menekankan ide untuk terus memimpin upaya masyarakat internasional terhadap perlucutan senjata nuklir dan nuklir non-proliferasi.
Ketika "Eminent Persons Group" akan menjembatani perbedaan antara posisi negara pemilik senjata dan negara-negara non-senjata senjata nuklir, pada pertemuan pertama kalinya diselenggarakan di Hiroshima pada bulan November tahun lalu, maka pada pertemuan kedua bulan Maret 2018, beberapa negara siap bekerja sama dengan negara-negara yang dilindungi payung nuklir, "Kami berusaha menyusun rekomendasi berusaha untuk melakukan studi untuk mengurangi peran senjata nuklir," tambah Sekjen PBB itu lagi.