Sembilan Pesawat Mendarat Darurat di Tiga Negara Ini Setelah Muncul Ancaman Bom
Dua ancaman bom diantaranya fiktif dan sembilan ancaman bom lainnya terkait penerbangan yang berangkat dan menuju bandara Santiago, Chile.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Khomarul Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, SANTIAGO - Gara-gara ancaman bom, sembilan pesawat terbang terpaksa mendarat darurat di wilayah udara Chile, Argentina dan Peru pada Kamis (16/8/2018). Peringatan adanya ancaman bom tersebut dikeluarkan otoritas penerbangan sipil Chile.
Victor Villalobos Collao, Direktur Jenderal Otoritas Penerbangan Sipil Chile mengatakan, terdapat 11 ancaman bom yang diterima otoritas Chile.
Dua ancaman bom diantaranya fiktif dan sembilan ancaman bom lainnya terkait penerbangan yang berangkat dan menuju bandara Santiago, Chile.
Seperti dilaporkan Reuters, semua pesawat dinyatakan bebas dari bahan peledak setelah menjalani pemeriksaan, dan setidaknya satu pesawat kemudian sudah diizinkan melanjutkan penerbangannya.
Pesawat terbang yang mendarat darurat tersebut, dua diantaranya milik LATAM Airlines dan tiga pesawat milik Sky, maskapai penerbangan murah Chile.
Baca: Tak Aman Karena Rasionya Sudah 30 Persen, Zulkifli Kritik Pengelolaan Utang Pemerintahan Jokowi-JK
Collao mengatakan, ancaman bom di pesawat tersebut masuk ke kantor LATAM Airlines dan otoritas penerbangan sipil Chile. Polisi Chile sekarang berusaha melacak asal muasal si pengancam bom tersebut.
Satu penerbangan, Sky 162, lepas landas dari bandara Arturo Merino Benítez di Santiago dan menuju ke kota utara Antofagasta ketika diperintahkan untuk kembali ke Santiago.
Baca: Rehat dari Hiruk-Pikuk Politik, SBY Terbang ke Singapura dan Absen di Upacara 17-an di Istana
Sementara penerbangan LATAM 2369, yang berasal dari Lima, ibu kota Peru menuju Santiago, dipaksa mendarat di kota Pisco, Peru selatan.
Kementerian Transportasi Peru menyatakan tidak ada yang terluka dalam pendaratan darurat dan sebuah tim untuk menonaktifkan bahan peledak telah melakukan pemeriksaan. "Sekarang situasi di bawah kendali," tulis Kementerian Transportasi Peru di Akun twitternya.