Lagi, Situs Virtual Currency Jepang Dijebol, 7735 Nasabah Kehilangan Sekitar 15 Juta Yen
Pihak Monappy sebagai pengelola meminta semua nasabah jangan pernah menanggapi email yang masuk termasuk dari perusahaannya.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Terjadi lagi, sebuah situs virtual currency (VC) Jepang Monacoin yang dikelola Monappy kebobolan antara 27 Agustus hingga 1 September 2018 barulah diketahui sehingga 7735 nasabahnya kehilangan sekitar 15 juta yen atau sekitar Rp.2,1 miliar.
"Kami minta maaf sedalamnya atas kejadian ini dan setelah diinvestigasi proses lebih lanjut akan ada penggantian lebih lanjut nantinya dengan perhitungan tertentu," tulis pengumuman Monappy 3 September lalu.
Kerugian uang dalam mata uang Mona mencapai 93078.7316 monayang dipegang oleh 7735 nasabahnya.
Pengusutan dilakukan diketahui awal pembobolan terjadi 27 Agustus 2018 oleh diperkirakan orang yang sama meskipun beberapa akun menghantam situs tersebut bertubi-tubi, cara hacker biasa melakukan untuk membobol dan membingungkan program situs yang bersangkutan akhirnya terungkap password atau kunci sehingga bisa mengintervensi masuk ke dalam situs server tersebut.
Tanggal 1 September setelah diketahui pengelola, langsung memutus koneksi internet secara total dan jam 1 pagi tanggal 2 September ketahuan dari berbagai verifikasi dilakukan, memang terjadi upaya terencana menghantam berkali-kali server tersebut sehingga akhirnya jebol dan 15 juta yen hilang ke luar dari server tersebut.
Pihak Monappy sebagai pengelola meminta semua nasabah jangan pernah menanggapi email yang masuk termasuk dari perusahaannya.
Sebagai antisipasi tindak lanjut akan dilakukan lewat fisik dan telepon ke semua nasabah dengan berbagai upaya sekuriti (pengamanan) yang akan dilakukannya pula agar tidak bisa dimanfaatkan pihak ketiga.
Email serta data nasabah yang tercuri masih belum diumumkan lebih lanjut, diperkirakan cukup banyak email dan data nasabah juga bocor ke luar akibat hacking yang dilakukan itu.
"Saya sempat kehilangan puluhan juta yen tetapi hingga kini belum balik uang saya, meskipun telah dilaporkan resmi ke polisi. Belum tahu menunggu sampai kapan uang saya bisa kembali lagi. Tapi tidak berharaplah," papar Horiguchi seorang nasabah korban VC perusahaan Jepang lain yang juga sempat kebobolan akunnya tahun lalu, khusus kepada Tribunnews.com Rabu ini (5/9/2018).