Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demokrat Sebut Laporan 'Asia Sentinel' soal SBY Hanya Fitnah dan Omong Kosong

Dalam artikel itu pula, disebut ada 30 pejabat Indonesia yang terlibat dalam skema pencurian dan pencucian uang (money laundry).

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Demokrat Sebut Laporan 'Asia Sentinel' soal SBY Hanya Fitnah dan Omong Kosong
Asia Sentinel
Capture dari laman Asia Sentinel yang memuat artikel berjudul Indonesia's SBY Government: 'Vast Criminal Conspiracy' 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dituding sebuah media asing, 'Asia Sentinel', telah melakukan konspirasi kejahatan besar.

Tudingan tersebut muncul melalui salah satu artikel yang berjudul 'Indonesia's SBY Government: 'Vast Criminal Conspiracy' yang dimuat dalam laman itu pada Selasa, 11 September 2018 kemarin, dan ditulis oleh John Berthelsen.

Dalam artikel itu, pemerintahan SBY dituding melakukan pencurian terhadap para pembayar pajak sebesar USD 12 miliar dan mencucinya melalui perbankan internasional, menurut hasil penyelidikan setebal 488 halaman, di Mahkamah Agung Mauritius pada pekan lalu.

Dalam artikel itu pula, disebut ada 30 pejabat Indonesia yang diduga terlibat dalam skema pencurian dan pencucian uang (money laundry).

Baca: Tanggapan SBY soal Kabar Pembongkaran Prasasti Peresmian Bandara Lombok

Terkait laporan itu, Analis forensik telah mengumpulkan berbagai bukti yang kemudian digabungkan oleh satuan tugas penyidik yang tidak hanya berasal dari Indonesia saja, namun juga dari Inggris, Thailand, Singapura, Jepang serta sejumlah negara lainnya.

Publikasi kejahatan yang dimuat dalam artikel itu juga berdasar pada laporan analis forensik yang dilengkapi 80 halaman keterangan di bawah sumpah atau afidavit yang menyeret serangkaian lembaga keuangan internasional.

Sebut saja beberapa diantaranya Nomura, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank (Singapura).

Berita Rekomendasi

Dalam serangkaian tudingan yang dialamatkan artikel tersebut kepada pemerintahan SBY, dibuka melalui kasus Bank Century.

Bank Century disebut sengaja direkayasa sebagai 'bank gagal' pada 2008 hingga dijuluki sebagai 'Bank SBY' lantaran diduga menyimpan dana gelap yang diduga terkait dengan Partai Demokrat.

Kasus tersebut merupakan 'pembukaan' dari artikel panjang yang ditulis Berthelsen.

Untuk mengkonfirmasi kebenaran terkait artikel tersebut, Tribunnews.com pun langsung mengkonfirmasi kepada politisi Partai Demokrat.

Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean telah melihat artikel itu dan menuding balik tulisan yang menyudutkan Ketua Umum partainya sekaligus Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Ia mengatakan artikel tersebut hanya merupakan halusinasi, kabar bohong dan karangan belaka.

Ferdinand menegaskan bahwa tulisan itu tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Semua yang dituliskan itu tidak lebih dari sebuah halusinasi yang buruk, mengarang sebuah cerita dengan kisah-kisah fiktif yang diolah seolah-olah sebuah kebenaran, padahal penuh kebohongan," kata Ferdinand, saat dikonfirmasi, pada Rabu (12/9/2018).

Ia kemudian menekankan, Bank Century tidak ada kaitannya sedikitpun dengan SBY maupun Partai Demokrat.

"Robert Tantular pemilik Century juga tidak dikenal oleh SBY, jadi semua yang disampaikan itu adalah fitnah yang omong kosong," tegas Ferdinand.

Oleh karena itu ia kembali menyebut artikel yang tayang dalam laman Asia Sentinel itu merupakan omong kosong dan bertujuan hanya untuk melakukan fitnah terhadap SBY.

"Jadi, bagi kami (tulisan artikel) itu hanya omong kosong dan fitnah kepada SBY," jelas Ferdinand.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas