Puluhan Tahun Anggota Keluarga Diculik Agen Korut, Kerabat Minta Ketegasan Pemerintah Jepang
Para keluarga korban kasus penculikan yang terjadi puluhan tahun silam itu mengadakan rapat umum
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Puluhan keluarga warga negara Jepang yang diculik oleh agen Korea Utara (Korut), mendesak pemerintah melakukan upaya maksimal untuk membawa pulang orang-orang yang mereka cintai.
Para keluarga korban kasus penculikan yang terjadi puluhan tahun silam itu mengadakan rapat umum dan unjuk rasa di Tokyo, Jepang, pada hari Minggu kemarin.
Dikutip dari laman NHK World, Senin (24/9/2018), pemimpin kelompok yang berunjuk rasa itu, Shigeo Iizuka pun akhirnya menyampaikan orasinya.
Ia juga membeberkan kasus yang dialami oleh saudara perempuannya, Yaeko Taguchi yang diculik pada 1970-an.
Iizuka mengatakan bahwa Jepang selama ini telah berulang kali ditipu oleh Korut.
Ia secara tegas meminta pemerintah Jepang untuk fokus membawa pulang mereka yang menjadi korban penculikan.
Selain Taguchi, masih ada korban lainnya, satu diantaranya adalah anak perempuan dari Sakie Yokota, Megumi, yang diculik pada kisaran tahun yang sama.
Iizuka menyampaikan banyak keluarga yang telah berjuang 'membunuh' rasa sepi dan kesedihan mendalam selama puluhan tahun karena berpisah dari anggota keluarga mereka.
Menurutnya, masalah penculikan itu harus segera diselesaikan oleh pemerintah Jepang.
Sementara itu, mantan korban penculikan yang telah kembali ke Jepang pada 16 tahun silam, Soga, mengaku masih belum menemukan ibunya.
Ia mengikuti unjuk rasa sambil membawa jam tangan yang diberikan ibunya, dan mengatakan bahwa dirinya belum melihat sang ibu sejak terpisah 40 tahun lalu.
Raut wajahnya terlihat sangat sedih, karena ia menyimpan rindu mendalam pada sang ibu.
Soga menjelaskan, jam yang ia bawa itu sempat berhenti beberapa kali saat ia berada di Korut untuk mencari ibunya.
Di sana, ia selalu bertanya-tanya tentang apa yang terjadi pada wanita yang sangat ia cintai itu.
Jam tangan tersebut, kata Soga, adalah satu-satunya pemberi semangat baginya sejak kembali ke Jepang.
Ia percaya ibunya akan baik-baik saja, bertahan hidup di suatu tempat di Korut dan memiliki harapan untuk bisa kembali ke Jepang suatu saat nanti.
Perlu diketahui, para keluarga korban penculikan tersebut kini mengadopsi sebuah resolusi untuk mendesak negara komunis itu agar menerima negosiasi penting.
Negosiasi yang disebut akan bermuara pada kesepakatan untuk membawa para korban penculikankembali ke rumah masing-masing.
Mereka juga ingin pemerintah Jepang mempertahankan tekanan terhadap negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un itu dan berjuang melakukan langkah apapun untuk bisa mengembalikan semua korban penculikan.