46 Persen Pelajar SMP di Jepang Menyatakan Perlunya Pendidikan Seks di Sekolah
46 persen atau 287 sekolah SMP di Tokyo dan sekitarnya menyatakan perlunya pendidikan seks di SMP khususnya mengenai penggunaan alat kontrasepsi.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dinas pendidikan pemda Tokyo baru-baru ini mengadakan survei ke semua sekolah menengah pertama (SMP) di daerah Tokyo dan sekitarnya yang berjumlah 624 sekolah negeri.
Survei dilakukan sejak tanggal 3 hingga 23 Agustus 2018.
Hasilnya, sebanyak 46 persen atau 287 sekolah SMP di Tokyo dan sekitarnya menyatakan perlunya pendidikan seks di SMP khususnya mengenai penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi.
"Metode pengajaran khususnya pendidikan seks sedang ditinjau kembali saat ini khususnya untuk pendidikan menengah seperti SMP," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (25/9/2018).
Sementara itu untuk SMP yang ada di daerah Adachi-ku dekat kantor Tribunnews.com Tokyo, saat ini 55 persen dari SMP negeri yang ada telah mengajarkan pendidikan seks.
Baca: Hacker Rusia Disebut Incar Pilpres Indonesia, Bermain Algoritma Media Sosial
Jumlah tersebut 9 persen dari keseluruhan Tokyo atau 56 sekolah SMP di Adachiku telah mengajarkan pendidikan seks.
Pihak Dinas Pendidikan Tokyo untuk memperoleh informasi serta berusaha mendapatkan pengertian dari semua sekolah mengenai penting dan perlunya pendidikan seks sejak dini terutama mulai dari SMP.
"Kini sedang dipertimbangkan dan akan dibuat perubahan kebijakan mengenai sistem pendidikan sekolah khususnya mengenai pendidikan seks di sekolah menengah. Dan hal ini berarti perubahan pertama kali mengenai pendidikan seks sejak 14 tahun lalu," ungkap sumber Tribun.
Pendidikan seks tersebut tidak hanya pentingnya menghindari hal buruk mengenai hubungan seks saja tetapi juga sekaligus sebagai bahan awal pengenalan hubungan dua antar pria dan wanita agar di masa dewasanya dapat melakukan hubungan sosial yang lebih baik lagi menuju jenjang perkawinan.
Karena jumlah penduduk di Jepang kini semakin berkurang.