Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dokter Asal Kongo Dan Wanita Eks Tawanan ISIS Raih Hadiah Nobel Perdamaian

Hadiah Nobel Perdamaian diberikan kepada seorang dokter Kongo dan seorang wanita Irak yang telah ditawan oleh kelompok ISIS

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM - Hadiah Nobel Perdamaian diberikan kepada seorang dokter Kongo dan seorang wanita Irak yang telah ditawan oleh kelompok ISIS.

Dokter Denis Mukwege dan Nadia Murad meraih nobel perdamaian atas perjuangan mereka untuk menyorot dan menghilangkan penggunaan kekerasan seksual sebagai senjata perang.

"Dr Denis Mukwege dan Nadia Murad telah membuat kontribusi penting untuk memfokuskan perhatian, dan memerangi, kejahatan perang tersebut," demikian pengumuman Komite Nobel Norwegia, Jumat (5/10/2018).

Denis Mukwege adalah penolong yang telah mengabdikan hidupnya untuk membela para korban kekerasan seksual di Republik Demokratik Kongo.

Sedangkan Nadia Murad adalah saksi yang bercerita tentang pelanggaran kekerasan seksual yang dilakukan terhadap dirinya sendiri dan orang lain saat menjadi sandera ISIS.

Mukwege, 63, mendirikan sebuah rumah sakit di Bukavu Kongo timur dan telah merawat ribuan perempuan, banyak di antaranya menjadi korban perkosaan.

Berita Rekomendasi

Bahkan kelompok bersenjata berusaha membunuhnya pada tahun 2012, memaksa dia untuk sementara meninggalkan negara tersebut.

"Dr Mukwege berdedikasi dan tanpa pamrih usaha dalam bidang ini. Ia telah berulang-ulang mengutuk impunitas perkosaan massal dan mengkritik pemerintah Kongo dan negara-negara lain karena tidak berbuat cukup untuk menghentikan penggunaan kekerasan seksual terhadap perempuan sebagai strategi dan senjata perang," mengutip pernyataan Komite Nobel.

Di Kongo timur, telah lebih dari dua dekade terjadi konflik antara kelompok-kelompok bersenjata yang ingin menggeser Presiden.

Sementara Murad adalah salah satu dari 3.000 gadis dan wanita Yazidi yang menjadi korban perkosaan dan penyalahgunaan lainnya oleh militan ISIS.

Yazidi merupakan etnis minoritas. Dia berhasil melarikan diri setelah tiga bulan menjadi sandera ISIS.

Setelah itu ia memilih untuk berbicara tentang pengalamannya.

Bukunya, "The Last Girl," mengisahkan semuanya saat menjadi tawanan, kehilangan keluarga dan akhirnya melarikan diri.

"Kita ingin mengirim pesan bahwa perempuan yang merupakan separuh penduduk dunia tersebut benar-benar digunakan sebagai senjata dan mereka membutuhkan perlindungan. Para pelaku harus diadili dan bertanggung jawab," tegas sunat Reiss-Andersen, Ketua Komite Nobel Norwegia.

Pemerintah Kongo mengucapkan selamat kepada Mukwege.

Juru bicara Pemerintah Lambert Mende kepada The Associated Press mengatakan akan kembali bekerjasama dengan Mukwege. Meskipun ia mengatakan hadiah nobel itu cenderung untuk mempolitisir.

"Namun, kita salut bahwa seorang rekan diakui," katanya.

Irak merayakan pengumuman periah nobel perdamaian, dengan kantor TV milik negara menanyangkan program untuk melaporkan prestasi Murad. (AP)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas