Permaisuri Jepang Michiko Berulang Tahun ke-84 Hari Ini
Permaisuri Kougou Michiko (nama asli Michiko Shouda), atau Permaisuri Michiko hari ini Sabtu (20/10/2018) berulangtahun ke-84.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Permaisuri Kougou Michiko (nama asli Michiko Shouda), atau Permaisuri Michiko hari ini Sabtu (20/10/2018) berulangtahun ke-84.
Memperingati ulang tahunnya ke-84 ini pers Jepang mengajukan beberapa pertanyaan kepada Permaisuri Michiko terkait gempa bumi,
"Gempa bumi dan hujan lebat dalam satu tahun terakhir. Kami berduka cita sedalamnya dari lubuk hati saya, kesedihan dari mereka yang telah meninggalkan kita dan keluarga yang ditinggalkan," kata Permaisuri menjawab pertanyaan wartawan.
Permaisuri juga mendoakan para korban agar diberikan kebesaran hati serta kekuatan dan untuk anak-anak diberikan keberanian hidup mengahadapi masa depannya.
Terhadap Pangeran Naruhito yang akan menjadi Kaisar per 1 Mei 2019, Permaisuri Michiko berharap Pangeran nanti dapat memainkan peran dengan sepenuh hati.
"Aku juga di samping Yang Mulia, berdoa untuk yang baik bagi semua bangsa dan negara serta berdoa bagi perdamaian pemerintahan dari sekarang dan selamanya bagi mahkota dan putri mahkota mendatang," kata Permaisuri.
Baca: Mayat Membusuk di Ruko Pasar Pannampu Diduga Remaja Perempuan Berusia 19 Tahun
Permaisuri Michiko lahir di Tokyo pada tanggal 20 Oktober 1934 sebagai putri pertama dari Hidesaburo dan Fumiko Shoda.
Shoda adalah keluarga terkemuka di kedua lingkaran industri dan akademik.
Nona Shoda bersekolah di SD Futaba. Dia terpaksa meninggalkan sekolah saat ia berada di kelas empat, karena kerusakan akibat perang membuat hidup di Tokyo sulit.
Dia kembali ke Tokyo untuk lulus dari sekolah lama setelah perang berakhir.
Kemudian mengikuti SMA Seishin (Sacred Heart) dan memasuki Departemen Bahasa Asing dan Sastra di Fakultas Sastra di Universitas Hati Kudus.
Pada tahun akhir dia terpilih, atas nominasi teman-teman sekelasnya, sebagai Ketua mahasiswa.
Banyak dari teman-teman sekelasnya ingat bahwa, meskipun sangat pendiam, dia memenangkan kerja sama penuh dari sesama siswa dan membantu untuk memperkenalkan semangat harmonis dalam kehidupan universitas.