Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Tiga Orang Penyelamat Nyawa Ratusan Korban Keracunan Teror Gas Sarin di Jepang

Baru-baru ini terungkap mengenai tiga karyawan swasta yang menjadi penyelamat 640 korban gas Sarin di Tokyo Jepang.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mengenal Tiga Orang Penyelamat Nyawa Ratusan Korban Keracunan Teror Gas Sarin di Jepang
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Tiga orang penyelamat nyawa para korban keracunan gas beracun teror Aum Shinrikyo Jepang. 

Bingung mencari, tiba-tiba muncul berbagai keajaiban.

Secara kebetulan ada pedagang grosir obat yang mengantarkan obat langsung ke bagian bawah tanah gedung rumah sakit tersebut.

Namun saat itu si pedagang, Takashi Koya, belum sadar kalau ada kejadian gas Sarin.

Baca: Turis Asal China Membanjiri Bali Tapi Paling Sedikit Belanja Dibanding Wisatawan Eropa

Takashi Koya langsung menelepon kantor pusat farmasi Suzuken di Nagoya Perfektur Aichi mengenai kasus gas Sarin dan meminta obat PAM segera dikirimkan ke Tokyo.

Kantor pusat ternyata hanya punya beberapa botol stok saja yang berarti masih banyak kekurangan.

Lalu menelepon dan minta beberapa pedagang lain dan disepakati akan disampaikan di stasiun-stasiun kereta api besar yang dilewati Shinkansen (kereta api peluru Jepang).

PAM dikirim dari Nagoya, lalu berhenti di Hamamatsu (diserahkan PAM lagi oleh pedagang obat), lalu berhenti lagi di Shizuoka (diberikan lagi PAM).

Berita Rekomendasi

Kemudian berhenti lagi di Shin Yokohama diberikan lagi persediaan PAM dan berhenti di Tokyo langsung menuju Tsukiji Rumah Sakit St. Luke.

Jumlah terkumpul 230 botol namun masih juga kurang.

Pihak pedagang menghubungi Sumitomo Seiyaku (Farmasi) yang kebetulan memiliki 9.000 botol di pabriknya di Osaka.

Dari Osaka naik pesawat turun di Bandara Haneda. Dibawa pakai mobil ternyata menghadapi kemacetan parah.

Ternyata kantor pusat Sumitomo Farmasi menelepon polisi minta bantuan pengawalan.

Mobil pengawal polisi menemukan mobil pembawa obat PAM di tengah jalan tol dan mengawalnya sampai Rumah Sakit St Luke tanpa hambatan.

"Saya lihat sendiri polisi mengawal saya dengan gagah, sambil mengeluarkan setengah badannya meminta mobil di depan minggir agar kami bisa jalan cepat menembus kemacetan yang ada di Tokyo," cerita staf Sumitomo Farmasi yang membawa obat PAM tersebut.

Berkat kerja sama semua pihak terutama pihak swasta yang bersatu saat keadaan darurat tersebut, banyak yang menganggap sebagai keajaiban karena semua akhirnya bisa tepat waktu.

Korban sebanyak 640 orang tertolong dan kembali pulih dalam dua tiga hari atau sekitar tanggal 23 Maret 1995.

Kecuali 13 orang yang akhirnya meninggal dunia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas