Kasus Khashoggi, Donald Trump Duga Ada Keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi
Donald Trump mengungkapkan untuk pertama kalinya Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mungkin terlibat
Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan untuk pertama kalinya Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mungkin terlibat dalam kasus Pembunuhan jurnalis kawakan Jamal Khashoggi.
Dilansir The Guardian, Rabu (24/10/2018), pernyataan itu dilontarkan dalam sebuah wawancara bersama Wall Street Journal, menandai perubahan pandangan presiden setelah sebelumnya berharap sang pangeran bukan dalang dari kasus tersebut.
"Pangeran sedang melakukan berbagai hal pada tahap ini. Dia yang menjalankan semuanya, jadi bila ditanya siapa (yang terlibat) bisa saja dia," ucap dia.
Trump mengaku telah menanyakan secara dekat kepada Pangeran Salman tentang pembunuhan Khashoggi, serta mengajukan pertanyaan berulang kali “dalam beberapa cara yang berbeda."
"Pertanyaan saya yang pertama untuknya: 'Apa Anda sesuatu terkait rencana awal (pembunuhan)?' Kemudian dia menjawab tidak tahu," kata dia.
Baca: Kalahkan Persib Bandung, PSM Makassar Kokoh di Puncak Klasemen
"Saya tanya 'Lalu darimana ini bermulai?' dia menjawab dari orang-orang yang berada di level bawah," sambungnya.
Ketika ditanyakan apa Trump percaya pada jawaban sang pangeran, is terdiam sejenak.
"Saya ingin mempercayai mereka. Saya benar-benar ingin mempercayai mereka, ” tutur dia.
AS telah mencabut visa 21 warga Saudi yang diduga terlibat dalam pembunuhan kolumnis Washington Post itu.
Departemen luar negeri AS mengumumkan, administrasi Trump berjuang untuk mendapatkan kembali inisiatif di tengah kegemparan atas pembunuhan yang telah menganggu aliansi AS-Arab Saudi.
"Saya tegaskan AS tidak menerima perlakuan seperti itu untuk membungkam sang jurnalis Khashoggi. Baik saya maupun Trump tak senang dengan situasi ini," kata Menlu AS Mike Pompeo.
Seperti diketahui, jurnalis Jamal Khashoggi, tewas dibunuh saat mengunjungi kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober lalu.
Baca: Tersebar Lebih di 200 Titik, Simak Daftar Lokasi Tes SKD CPNS 2018 di 34 Provinsi
Hingga saat ini, tim gabungan Turki Dan Saudi masih menyelidiki kasus tersebut.
Pada Rabu (24/10/2018), potongan mayat Khashoggi dilaporkan telah ditemukan di taman rumah Konsul Jenderal di Istanbul.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, berjanji untuk mengungkapkan semua kebenaran tentang kematian jurnalis Jamal Khashoggi. Ia menyebut Khashoggi adalah korban dari pembunuhan sadis yang direncanakan dengan hati-hati.
Pernyataan ini tentunya bertentangan dengan klaim dari pemerintah Arab Saudi yang menyebutkan Khashoggi tidak sengaja meninggal akibat pertikaian.
Menurut Erdogan, kasus ini adalah sebuah pembunuhan politik yang menunjukkan itu telah direncanakan di jajaran tertinggi rezim Saudi.
Erdogan pun mendesak Arab Saudi untuk mengungkapkan siapa yang memerintahkan pembunuhan sadis itu.