Ayu Lia Pratama dari ITB Juara Tokyo-Tech Indonesia Commitment Award di Jepang
Ayu Lia Pratama dari Institut Teknologi Bandung (ITB) memenangkan kejuaraan Tokyo-Tech Indonesia Commitment Award (TICA) yang ke-18.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ayu Lia Pratama dari Institut Teknologi Bandung (ITB) memenangkan kejuaraan Tokyo-Tech Indonesia Commitment Award (TICA) yang ke-18 mengalahkan dua finalis lainnya Elviliana dan Nadhira Nurfathiya.
"Saya senang sekali bisa jadi juara. Dari kecil memang selalu mencita-citakan jadi ahli nuklir," kata Ayu kepada Tribunnews.com, Sabtu (27/10/2018).
Ayu melakukan penelitian mengenai penggunaan bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang terbaik sesuai arahan yang menurutnya dipersiapkan oleh Pemerintah Indonesia jika nantinya disetujui pembangunan PLTN.
Hadir pula mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang ikut memberikan arahan di dalam acara TICA tersebut.
Baca: Tol Suramadu Gratis Agar Angka Kemiskinan di Madura Turun
"Setidaknya kita berharap Pemerintah Indonesia menentukan tahun berapa akan dimulai pembangunan PLTN karena kita butuh sedikitnya 10 tahun untuk membangun PLTN tersebut. Jadi kalau misalnya tujuh tahun lagi kita mulai pembangunan maka 17 tahun lagi paling cepat kita baru bisa punya PLTN," ungkap Dahlan.
Sementara Ayu sendiri menganggap PLTN tak bisa dihindari lagi karena sangat dibutuhkan untuk kelanjutan pembangunan di Indonesia yang membutuhkan energi sangat besar dan energi itu bisa dilakukan dengan nuklir.
"Kalau Indonesia tidak melakukan maka negara lain tetangga kita akan melakukan dan kita akan ketinggalan dalam pembangunan dan kecukupan energi di dalam negeri," kata Dahlan.
Tema penelitian Ayu adalah Fissile Utilization Study of HTGR 50 MWt Menggunakan UO2 (Th-U)O2 dan PU-U)O2, yang dilakukan bersama Dwi Irwanto.