Bagaimana 'Bohemian Rhapsody' Gambarkan Seksualitas Si Ikonik Freddie Mercury
Bercerita soal perjalanan karier band legendaris asal Inggris Queen beserta vokalis utamanya, Freddie Mercury, film ini sukses
Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
Austin terus mempertanyakan perasaan Freddie terhadapnya, hingga akhirnya Freddie mengucapkan 'Aku rasa aku biseksual'. Austin kemudian percaya tunangannya hanya menyukai laki-laki dan membatalkan pertunangan mereka.
Film ini juga menggambarkan masa-masa penyanyi itu mengidap AIDS, termasuk adegan dirinya membeberkan ke personel band lainnya tentang kondisi kesehatannya.
Freddie baru mulai berkencan dengan Hutton, yang kenyataan menjalin hubungan pada 1985-1991, menjelang akhir film. Hutton (diperankan oleh Aaron McCusker) hanya mendapat porsi sedikit dalam film itu.
Penonton sangat kritis ketika trailer film itu ditayangkan pada Mei. Beberapa orang menilai film ini secara terang-terangan mengabaikan peran Mercury sebagai ikon LGBTQ.
Boyton, pemeran Austin, baru-baru ini memberi pembelaan terkait representasi karakter Mercury di film itu.
"Orang-orang gencar mencari sesuatu untuk dikritik, terutama karena film ini sesungguhnya mengangkat (isu seksualitas) itu. Satu hal yang bisa dibanggakan dari film ini, saya rasa ini tidak mengeksposnya secara berlebihan dan di luar batas," ujarnya kepada Digital Spy.
"Orang-orang selalu ingin tahu soal sisi gelap Freddie, itu semacam perayaan dan pemujaan untuknya," sambungnya.
Gitaris Queen, Brian May mengaku tak menyadari seksualitas Freddie sebagai gay di awal-awal band itu terbentuk.
"Saya sekamar dengan Freddie di awal tur, jadi saya rasa saya cukup mengenalnya. Saya kenal beberapa pacar perempuannya, dan pastinya dia tak punya pacar laki-laki di masa itu," ucapnya pada Daily Express pada 2008.
"Memang ada sedikit kecurigaan, tapi tak pernah terpikir olehku dia gay. Pada masa itu, kami yang sering menciptakan tren fesyen sering bergaya dandy dan feminin, mungkin ini yang membuat mereka meragukan apakah kami gay atau tidak," jelasnya.
Adegan terakhir 'Bohemian Rhapsody' berlatar belakang di 1985, dan film itu hanya menggambarkan kematian penyanyi ikonik itu lewat teks di layar.
"Freddie Mercury merupakan ikon gay, beliau juga ikon untuk kita semua. Saya harap orang-orang tidak merasa film ini tidak mendiskreditkan komunitas (LGBTQ). Saya sendiri sangat ingin mendalami serta memasukkan kisah lebih banyak ke film ini," tukas Rami Malik.