Jaksa Turki: Jurnalis Khashoggi Mati Dicekik Kemudian Dimutilasi
Kantor Kejaksaan Turki mengungkapkan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, dicekik saat tiba di konsulat Arab Saudi di Istanbul empat pekan lalu.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Kantor Kejaksaan Turki mengungkapkan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, dicekik saat tiba di konsulat Arab Saudi di Istanbul empat pekan lalu.
Jaksa Turki menyampaikan hal itu setelah pembicaraan antara jaksa penuntut dari Turki dan Arab Saudi di Istanbul terkait penyidikan bersama atas pembunuhan jurnalis yang vokal dalam mengkritik pemerintah Arab Saudi tersebut.
Pernyataan itu menyebutkan, bukti-bukti mengindikasikan bahwa Khashoggi dibunuh tak lama setelah ia memasuki konsulat Arab Saudi dan tubuhnya dimutilasi kemudian dibuang.
Disebutkan bahwa pembunuhan itu terencana.
"Khashoggi, dicekik sampai mati segera setelah masuk ke Konsulat jendera Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 untuk mengurus formalitas pernikahan," demikian pernyataan jaksa kepala Turki Irfan Fidan, Rabu (2/11/2018).
"Tubuh korban dipotong-potong dan dihancurkan menyusul kematiannya karena dicekik, yang lagi-lagi, sesuai dengan rencana awal," imbuhnya.
Dikatakan juga bahwa pihak Turki menuntut rincian lebih lanjut, termasuk lokasi jasad jurnalis tersebut, dan pihak Arab Saudi menyarankan agar jaksa penuntut dari Turki datang ke Arab Saudi untuk bersama-sama menginterogasi tersangka.
Sebelumnya, tunangan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz menuntut agar semua pelaku yang terlibat dalam pembunuhan tunangannya dihadapkan pada pengadilan.
Baca: Jaksa Kepala di Turki Menyatakan Pembunuhan Khashoggi Sesuai yang Direncanakan
Hal itu disampaikan warga negara Turki itu melalui televisi Turki, pada Jumat (26/10/2018), dalam wawancara pertamanya semenjak kematian Khashoggi.
Linangan air mata berlinang saat Cengiz mengisahkan Khashoggi telah menyampaikan kecemasan mengenai kunjungannya ke konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Namun ia mengatakan, Khashoggi menganggap Turki sebagai negara yang aman, dan meyakini jika dirinya ditahan atau diinterogasi, situasinya akan segera tertangani.
Cengiz menggambarkan pembunuhan itu sebagai tindakan biadab. Dikatakannya, semua orang yang terlibat mulai dari yang tingkat tertinggi hingga terendah harus dihukum.
Cengiz juga mengatakan dirinya diundang oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengunjungi Gedung Putih.