Presiden Iran Bersumpah Lawan Pengetatan Sanksi dari Donald Trump
Presiden Iran Hassan Rouhani bersumpah akan melanggar sanksi yang dikenakan Amerika pada sektor energi di Tehran dan sektor perbankannya.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Amerika Serikat melakukan pengetatan sanksi kepada Iran di sektor minyak dan keuangan Iran yang merupakan langkah Donald Trump pada Mei 2018 lalu untuk membatasi program nuklir Iran.
Meski ada pengetatan, Presiden Iran Hassan Rouhani bersumpah akan melanggar sanksi yang dikenakan Amerika pada sektor energi di Tehran dan sektor perbankannya.
"Penjualan ingin memotong penjualan minyak Iran, tapi kita akan lanjutkan untuk menjual minyak kami untuk mematahkan sanksi," kata Rouhani seperti yang dilansir dari Aljazeera.com dari siaran langsung televisi pemerintah, Senin (5/11/2018).
Sementara itu, Juru bicara Departemen Luar Negeri Bahram Qasemi langkah yang diambil Amerika tersebut merupakan perang psikologis yang diluncurkan oleh Washington.
"Trump kecanduan menjatuhkan sanksi... Tekanan ekonomi Amerika terhadap Iran adalah sia-sia dan ini bagian dari perang psikologis melawan Tehran," kata Qasemi mengatakan pada konferensi pers mingguannya.
Baca: Setelah Komentar Positif Donald Trump, Bursa Asia Bernafas Lega
Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani juga telah mengatakan pada waktu kunjungannya ke New York untuk pertemuan PBB ada empat negara yang menyatakan ingin membantu untuk menengahi masalah tersebut namun ia menolaknya.
"Tidak perlu mediasi. Tidak perlu untuk semua pesan ini," kata Hassa Rouhani dikutip dari news18.com.
Adapun pengetatan sanksi yang dilakukan Trump tersebut karena menurutnya perjanjian nuklir yang disepakati pada 2015 lalu oleh Presiden Obama itu hanya menguntungkan Iran saja.