Mantan PM Australia: Selama Ini Posisi Kami Mendukung Solusi untuk Israel dan Palestina
Polemik wacana pemindahan kedutaan besar Australia untuk Israel, dari Tel Aviv ke Yerusalem memunculkan beragam reaksi dari para pejabat Australia.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polemik wacana pemindahan kedutaan besar Australia untuk Israel, dari Tel Aviv ke Yerusalem memunculkan beragam reaksi dari para pejabat negara Australia.
Mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd pun menjadi satu dari banyak pejabat yang menentang wacana yang 'digaungkan' oleh Perdana Menteri saat ini, Scott Morrison.
Dalam acara diskusi publik bertajuk 'The US, CHINA & ASEAN: Can the Right Equilibrium be Found?' yang digelar organisasi independen Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) itu, Rudd pun menyampaikan tanggapannya.
Ia menegaskan bahwa sejak awal kepemimpinan dirinya maupun Perdana Menteri sebelumnya, posisi Australia netral, tidak ada pemimpin negara itu yang mendukung keberpihakan terhadap salah satu negara.
"Posisi Australia sejak lama (saat masih ada) di tangan pemerintah-pemerintah sebelumnya adalah 'kami mendukung solusi antara kedua negara'," ujar Rudd, di Sasono Mulyo Ballroom, Le Méridien, Jakarta Selatan, Kamis sore (8/11/2018).
Baca: Kenangan Dino Patti Djalal Bersama Mantan PM Australia Kevin Rudd
Posisi Australia, kata mantan Menteri Luar Negeri Australia itu adalah menjadi negara yang mendukung terciptanya solusi yang adil bagi kedua negara, baik Israel maupun Palestina.
"(Solusi itu) yakni terbentuknya negara Palestina dan negara Israel," kata Rudd.
Menurutnya, memindahkan kedutaan ke kota Yerusalem adalah keputusan keliru.
Hal itu karena Yerusalem tidak hanya penting bagi Israel, namun juga Palestina.
Jika kedutaan tersebut direlokasi, maka pemerintahan Australia secara simbolis mengakui bahwa Yerusalem adalah ibukota Israel.
Rudd pun memperingatkan bahwa itu diprediksi akan merusak proses perdamaian yang tengah dilakukan antara Israel dan Palestina dan memunculkan konflik baru di Timur Tengah.
Tentu saja akan berpengaruh pula terhadap Australia yang selama ini menjalin hubungan baik dengan Indonesia yang memiliki penduduk mayoritas muslim dan dikenal sebagai negara yang selalu mendukung kemerdekaan dan terbentuknya negara Palestina.
"Memindahkan kedutaan untuk Israel (dari Tel Aviv) ke Yerusalem secara unilateral dan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, bisa merusak proses perdamaian (antara kedua negara itu)," tegas Rudd.
Sebelumnya, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan bahwa pemerintahannya tengah mempertimbangkan pemindahan kedutaan besar Australia untuk Israel, dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pernyataan itu disampaikan beberapa waktu lalu di Canberra, Australia, lantaran ia menganggap selama ini upaya perdamaian antara Palestina dan Israel berlangsung sangat alot.