Pembaca Berita di Stasiun Televisi China Ini Ternyata Bukan Manusia
Video debut si pembaca berita AI ini juga telah diunggah di kanal YouTube milik New China TV pada Kamis (8/11/2018).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Sebuah stasiun televisi di China memperkenalkan pembaca berita bahasa Inggris terbarunya dalam konferensi internet dunia yang digelar di Provinsi Zhejiang, pekan ini.
Namun uniknya, pembaca berita tersebut bukanlah manusia, melainkan sebuah sistem artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Melansir dari New York Post, Xinhua News Agency secara resmi memperkenalkan "sosok" pembaca berita bahasa Inggrisnya itu di hadapan peserta konferensi yang digelar Rabu (7/11/2018) hingga Jumat (9/11/2018).
Sekilas, pembaca berita ini tampak seperti pria biasa. Mulai dari suara, wajah, ekspresi, hingga pergerakannya tak ubahnya manusia pada umumnya.
Baca: Turki Lebih Banyak Penjarakan Wartawan Dibandingkan China
Tetapi jika dicermati, suara pembaca berita AI ini terkesan lebih datar.
Video debut si pembaca berita AI ini juga telah diunggah di kanal YouTube milik New China TV pada Kamis (8/11/2018).
"Saya akan bekerja tanpa lelah untuk memberikan informasi kepada Anda selama teks diketik ke dalam sistem saya tanpa gangguan," kata "pembaca berita" itu dalam video perkenalannya.
"Saya berharap akan dapat menghadirkan pengalaman baru dalam sebuah tayangan berita," tambahnya.
Xinhua telah bekerja sama dengan mesin pencari buatan China, Sogou, untuk menyarikan ucapan manusia, gerakan bibir dan ekspresi dari pembaca berita lain.
" Pembaca berita baru ini dapat bekerja 24 jam sehari, sehingga akan mengurangi biaya produksi berita dan meningkatkan efisiensi," kata pihak stasiun televisi.
Namun ternyata inovasi penyajian berita di televisi itu tak luput dari kritikan. Profesor dari Oxford University, Michael Wooldridge menyampaikan tampilan pembaca berita AI itu membuat penonton merasa tidak nyaman.
"Sulit untuk menontonnya lebih dari beberapa menit. Ini sangat datar, tanpa ritme, kecepatan atau penekanan," kata Wooldridge kepada BBC.
Selain itu, ditambahkannya, penggunaan pembaca berita AI akan menghilangkan elemen kepercayaan yang bisa ditampilkan oleh pembaca berita manusia.
Pendapat berbeda disampaikan Noel Sharkey, profesor emeritus bidang AI dan robotika di University of Sheffield, yang menilai inovasi oleh Xinhua cukup baik.
"Kita akan melihatnya terus berkembang dari waktu ke waktu. Tapi masalahnya itu bisa menjadi sangat membosankan," ujarnya.
Pihak stasiun televisi mengklaim, pembaca berita yang dilengkapi teknologi kecerdasan buatan terbaru ini dapat mempelajari sendiri secara langsung melalui tayangan siaran berita dan ke depan akan mampu membaca berita secara lebih natural selayaknya seorang pembaca berita profesional.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pembaca Berita di Stasiun Televisi China Ini Ternyata Bukan Manusia"
Penulis : Agni Vidya Perdana