Pria Ini Tulis ‘Tuhan, Aku Tidak Ingin Mati’ Sebelum Dibunuh Suku Santinel di Andaman
Suku Sentinel dengan pasta kuning di wajah marah dengan kehadiran John Allen Chau yang ingin memperkenalkan kepercayaannya kepada mereka.
Penulis: Yoyok Prima Maulana
TRIBUNNEWS.COM - John Allen Chau, misionaris Amerika Serikat yang dibunuh Suku Sentinel di Kepulauan Andaman dilaporkan menuliskan sesuatu di catatannya sebelum meregang nyawa.
“Tuhan, aku tidak ingin mati.” Begitu tulisnya, seperti dilansir dari New York Post, Jumat (23/11).
Chau, yang berusia 26 tahun, mencatat hari-hari terakhirnya saat bepergian ke Kepulauan Andaman.
Menurut catatan yang diberikan ibunya kepada The Washington Post, pria asal Vancouver, Washington DC, itu bermaksud melakukan kontak dengan suku Sentinel di Pulau Sentinel Utara.
“Kalian berpikir mungkin aku gila dalam semua ini, tapi aku pikir itu berharga untuk menyebarkan Yesus kepada orang-orang ini,” tulisnya dalam catatan terakhir kepada keluarganya bertanggal 16 November.
“Tuhan, aku tidak ingin mati.”
Tak lama berselang, dengan menggunakan perahu nelayan, ia berlayar menuju Pulau Sentinel.
Masyarakat suku Sentinel, yang tingginya sekitar 1,65 meter, dengan pasta kuning di wajah, sontak marah dengan kehadiran Chau yang berusaha berbicara dengan mereka dan menyanyikan lagu-lagu pujian.