Gara-gara Seorang Penumpang Tulis Satu Kalimat ini, Pasukan Khusus AntiTeror Serbu Pesawat
Gara-gara sebuah kalimat status, penerbangan di India tertunda. Pasukan khusus antiteror pun menyerbu ke dalam pesawat.
Penulis: Aji Bramastra
TRIBUNNEWS.COM - Bersikap bijaklah bila menumpang pesawat.
Salah sedikit, ucapan atau tulisan yang anda buat ketika berada di atas pesawat bisa membuat semua orang menanggung akibatnya.
Di India, sebuah penerbangan tertunda, gara-gara satu kalimat yang ditulis oleh seorang penumpang.
Yang menanggung akibatnya, tentu saja semua penumpang.
Peristiwa ini terjadi pada 26 November 2018 lalu, di Bandara Kulkata, India, pada penerbangan Jet Airways, rute Kulkata - Mumbai.
Pesawat yang sudah siap berangkat itu tiba-tiba diserbu oleh pasukan khusus anti teror.
Para penumpang jelas ketakutan.
Usut punya usut, penyerbuan itu terjadi gara-gara seorang penumpang pria, yang menulis status iseng di akun media sosialnya.
Pria bernama Yogvedant Poddar (21) menulis status itu di dalam pesawat.
Kalimat status itu bertuliskan : "Teroris ini siap terbang, menghancurkan hati para wanita,"
Kalimat itu dibuat dengan foto selfie Yogvedant, memakai masker menutupi wajahnya.
Nah, saat Yogvedant menulis kalimat itu, penumpang di belakangnya, sempat tak sengaja melihat.
Penumpang itu tak membaca keseluruhan kalimat, namun hanya kata 'teroris' dan 'menghancurkan' saja yang dilihatnya.
Ketakutan, penumpang itu kemudian melapor ke seorang pramugari.
Pramugari kemudian melapor ke pilot, sebelum si pilot meneruskannya ke petugas menara pengawas.
Karena laporan ini lah, terjadi serbuan pasukan antiteror dari kesatuan CISF (Central Industrial Security Force) India, ke dalam pesawat.
Yogvedant kemudian diturunkan dari pesawat.
Tentu saja, dalam pemeriksaan Yogvedant mengatakan, bahwa status itu hanya guyonan yang ditujukan untuk teman-temannya.
"Dalam pemeriksaan, kami menyimpulkan dia hanya melakukannya hanya untuk kepentingan bercanda dengan teman-temanya," ujar Avviru Rabindranath, perwira Kepolisian Daerah Bidhannagar, India.
"Dia mengunggah status itu di Snapchat, dan dibagikannya ke teman-temannya. Kami membebaskan dia setelah pemeriksaan," tambah Rabindranath. (*)