Tingkatkan Keamanan dan Pertahanan, Uni Eropa Serius Lakukan Dialog dengan Militer 10 Negara ASEAN
Ia menambahkan, Uni Eropa memang saat ini tengah mendorong dialog yang berfokus pada keamanan dan pertahanan di kawasan Asia, termasuk ASEAN
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guérend mengatakan dirinya antusias dan senang bisa menggelar seminar berkaitan dengan topik 'kemitraan dalam keamanan dan pertahanan'.
Acara bertajuk 'Advancing EU-Indonesia Security and Defence Partnership' itu merupakan bentuk kerjasama antara Uni Eropa dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
Baca: Uni Eropa Tertarik Kerjasama Bidang Keamanan dan Pertahanan dengan Indonesia
"Saya sangat senang bisa memperkenalkan kemitraan terkait keamanan dan pertahanan kepada Indonesia dalam seminar hari ini," ujar Guérend, dalam diskusi yang digelar di Auditorium CSIS, Pakarti Centre Building, Jakarta Pusat, Jumat (30/11/2018).
Ia menambahkan, Uni Eropa memang saat ini tengah mendorong dialog yang berfokus pada keamanan dan pertahanan di kawasan Asia, termasuk ASEAN.
Pembahasan tersebut dilakukan selama tiga hari untuk melakukan komunikasi yang efektif bagi kedua belah pihak.
"Pada dasarnya saya ingin menyampaikan bahwa ada agenda penting yang kami gelar pada pekan ini, karena kami mengadakan seminar antar Uni Eropa dan ASEAN selama tiga hari terkait pertahanan dan keamanan," jelas Guérend.
Uni Eropa, kata Guérend, juga melakukan diskusi dengan lembaga militer dari sepuluh negara anggota ASEAN untuk membahas mengenai upaya dalam meningkatkan pengamanan dari segala bentuk ancaman.
Perlu diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara yang rentan terhadap sejumlah ancaman, satu diantaranya adalah terorisme.
Sehingga Uni Eropa menganggap Indonesia bisa menjadi mitra untuk bekerjasama dalam meningkatkan keamanan dan pertahanan dalam sistem pemerintahan.
Baca: Menteri Pertahanan Estonia Serukan Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Terhadap Rusia
Karena dinilai memiliki kasus serupa dengan sejumlah negara yang telah menandatangani perjanjian terkait kebijakan keamanan dan pertahanan.
"Dengan militer dan angkatan bersenjata dari 10 negara ASEAN dan tentunya dari Uni Eropa untuk mendiskusikan tentang pengamanan pada segala bentuk keamanan, mulai dari keamanan cyber, masalah teroris, nuklir, serta keamanan terhadap bahan kimia," kata Guérend.