Penahanan Chief Financial Officer Huawei Oleh Kanada Ternyata Permintaan Polisi AS
Meng Wanzhou, yang juga menjabat sebagai wakil pemimpin perusahaan, adalah putri pendiri raksaya teknologi Cina Huawei, Ren Zhengfei.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, VANCOUVER - Direktur Keuangan Huawei Meng Wanzhou, ditangkap di Vancouver 1 Desember lalu dan akan diekstradisi ke Amerika Serikat. Demikian pernyataan Departemen Kehakiman Kanada hari Rabu (5/12/2018).
Penangkapan Meng Wanzhou disebut terkait dugaan pelanggaran sanksi Amerika Serikat terhadap Iran, demikian laporan kantor berita Reuters. Hari Jumat (7/12/2018) Meng akan diperiksa untuk selanjutnya diekstradisi ke AS. Meng Wanzhou, yang juga menjabat sebagai wakil pemimpin perusahaan, adalah putri pendiri raksaya teknologi Cina Huawei, Ren Zhengfei.
Huawei mengatakan, pihaknya baru memiliki sedikit informasi tentang tuduhan itu dan "tidak mengetahui kesalahan apa yang ditimpakan kepada Meng". Menurut Huawei, Direktur Keuangannya ditahan oleh otoritas hukum Kanada ketika melakukan transit di bandar udara Vancouver.
Baca: Titi Kamal Luncurkan Parfum Baru di Hari Ulang Tahun
Huawei mengatakan telah mematuhi semua hukum dan aturan di wilayah operasinya. Perusahaan itu menegaskan, "tidak menyadari kesalahan apa pun" yang dilakukan oleh Meng Wanzhou.
Harian The Wall Street Journal melaporkan bulan April lalu, pihak berwenang Amerika Serikat sedang menyelidiki apakah perusahaan teknologi China itu melanggar sanksi terhadap Iran yang dijatuhkan Washington. Masih belum jelas, apakah penangkapannya terkait dengan pemeriksaan itu.
China protes keras
Kedutaan Besar China di Ottawa memprotes keras penangkapan dan menyerukan pembebasan Meng Wanzhou.
"Pihak Cina telah menyampaikan protes keras kepada AS dan Kanada, dan mendesak mereka untuk segera mengoreksi kesalahanya serta mengembalikan kebebasan pribadi Meng Wanzhou," demikian disebutkan dalam sebuah pernyataan yang dirilis Kedutaan Besar Cina di Ottawa.
Baca: Ke Jepang, Velove Vexia Jatuh Cinta Pada Keindahan Sapporo
Pernyataan itu juga menyebutkan, kedutaan akan "mengambil semua langkah untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah warga negara Cina."
Huawei adalah salah satu penyedia peralatan dan layanan telekomunikasi terbesar dunia. Dalam statistik penjualan smartphone, Huawei telah melampaui omset penjualan Apple pada kuartal kedua tahun ini.
Para pejabat keamanan nasional AS pernah menyatakan, Huawei menimbulkan resiko keamanan, karena diduga terkait erat dengan pemerintah Cina. Bisnis Huawei di AS sudah dibatasi dengan ketat karena ada kekhawatiran bahwa ponselnya bisa digunakan pemerintah Cina atau negara lain untuk kegiatan spionase.
Sri Sayekti/Sumber : DW.com