Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kecantikan Mantan Pramugari Jepang Menarik Perhatian Tamu Toko Dango

Mengamati Nishimura, benar saja rumor selama ini mantan Pramugari ini memang cantik sekali.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kecantikan Mantan Pramugari Jepang Menarik Perhatian Tamu Toko Dango
Richard Susilo
Aki Nishimura sedang membakar dango di tokonya 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Belakangan hari ini toko dango di Tokyo ini semakin ramai bukan hanya karena liputan televisi Jepang tetapi karena pemilik toko mantan pramugari yang cantik sekali.

Beberapa komentar di internet Jepang menuliskan, "Aduh cantiknya, aduk seksinya cewek ini" dan semacamnya.

Sore ini (19/12/2018) Tribunnews.com khusus mewawancarai dan mencoba dango yang dibuatnya.

Dango adalah kue Jepang berbentuk bulat seperti bola kecil, terbuat dari mochi (ketan tepung terigu beras koshihikari) dan dimatangkan dengan cara dibakar, dikukus atau direbus di dalam air.

Begitu masuk toko di lantai dua, jalan kaki sekitar 15 enit dari stasiun Hiroo Tokyo (Hibiya Line), Aki Nishimura sang pemilik toko menyambut dengan sopannya dan sangat baik, "Silakan masuk duduk sini mungkin ya."

Mengamati Nishimura, benar saja rumor selama ini mantan Pramugari ini memang cantik sekali.

Berita Rekomendasi

Namun sayangnya tidak mau membuka maskernya saat di foto kecuali kalau sudah malam dan tidak bekerja lagi.

Mungkin karena dangonya dibakar sedikit berasap takut menempel di mukanya yang cantik tersebut.

Baca: Dituding Menikah Demi Menguras Harta Baim Wong, Paula Verhoeven: Aduh Enggak Tahan

Tribunnews.com memulai dengan sejarah membuka toko dango tersebut dan mengapa memilih dango sebagai obyek jualannya.

"Ya orang Jepang kan senang semua, pasti makan kalau dango atau mochi bukan? Jadi ya saya jualan dango ini," paparnya.

Usahanya dimulai sekitar dua tahun lalu dulunya dekat stasiun kereta lalu pindah agak jauh dari stasiun kereta hingga kini.

Toko Dango dilihat dari luar
Toko Dango dilihat dari luar (Richard Susilo)

Kelahiran Tokyo sekitar 37 tahunlalu itu pernah jadi pramugari pesawat terbang terbesar Jepang selama 10 tahun, lalu sempat bekerja di perusahaan biasa tidak lama dan dua tahun lalu membuka usaha sendiri toko Dango dengan nama Hongki Dango di daerah Shirogane 6 chome Tokyo.

Toko buka setiap hari mulai jam 12:00 hingga jam 15:00, kecuali Minggu dan hari libur ya libur.

Dango yang ada ternyata dibuat dari rekanan perusahaan lain menggunakan bahan beras koshihikari dari Niigata yang sangat enak.

Itulah sebabnya dango ini enak sekali karena bahan dasarnya juga sangat enak.

"Kit apunya 25 jenis dango dengan berbagai variasinya. Ada yang pakai kacang merah, keju dan sebagainya. Sausnya juga saya buat sendiri," paparnya lagi.

Empat gumpalan dango dalam satu tusuk, seperti makan sate saja layaknya, dijual dengan harga sekitar 190 yen satu tusuk, bervariasi harga tergantung variasi dango yang diminta.

Nishimura sedikitnya 10 kali telah penah ke Jakarta dan Bali sebagai pramugari yang bertugas di jalur internasional di masa lalu.

"Dulu belasan tahun lalu saya agak takut ya jalan di Jakarta, tapi sekarang kurang tahu lagi ya," paparnya.

Meskipun demikian Nishimura berkeinginan kembali ke Indonesia untuk jalan-jalan terutama ke Bali yang indah, ungkapnya lagi.

Saat ini tidak diketahui statusnya karena tak mau bicara soal pribadinya. Namun dari perbincangan satu jam dengan nya tampaknya masih sendiri sampai saat ini.

"Dulu sih saat saya jadi pramugari ketemu Zidan di pesawat Charternya," paparnya lagi.

Zidan adaah pemain sepakbola terkenal dari Perancis keturunan Aljazair. Pesawat charternya dari Narita Jepang ke Madrid Jepang saat itu.

"Sudah ah bicara yang lain saja mengenai dango jangan soal pribadi saya ya," pintanya lagi.

Lalu bagaimana masa depannya apakah terus akan menjual dango?

"Kalau bisa ini sebagai selingan, saya mau tuh kalau ada pekerjan di perusahaan properti di Jepang," harapnya lebih lanjut.

Namun pekerjaannya kalau bisa yang siang sore saja, sedangkan paginya bisa melanjutkan jualan dango tersebut, tambahnya.

Yang penting bisa membayar uang sewa tokonya dan bisa hidup dengan baik dari penghasilannya sendiri, itulah harapannya.

Kalau cuma jualan dari dango rasanya sulit untuk menunjang hidupnya lebih lanjut.

Untuk itu Nishimura berharap pesanan bisa banyak datang dari perusahaan misalnya untuk pesta sehingga pesanan bisa seratus tusuk, misalnya, "Tentu pesan tiga hari di muka ya biar bisa dipersiapkan dengan baik," tambahnya.

Selain itu pesanan lewat Uber ternyata juga banyak berdatangan selama ini ke tokonya.

"Lumayan juga pesanan setiap hari banyak yang datang, tapi saya saja yang mengerjakan cukup melelahkan memang."

Di masa lalu Nishimura sempat memiliki staf yang ternyata membohonginya sehingga membuat dia kesal sekali.

"Dia bilang mau off dulu kerja karena mau merawat ibunya yang sakit. Ternyata dia buka toko di dekat toko saya tersebut. Kaget sekali saya, karena pasti banyak langganan saya ditarik ke sana juga mungkin," paparnya lagi.

Namun kini Nishimura mau fokus dulu ke tokonya membuat dango sambil mencari kemungkinan bisa kerja di perusahaan properti karena dia sendiri memiliki lisensi khusus sebagai petugas properti di Jepang.

Bekerja di perusahaan properti di Jepang tidak bisa orang biasa, harus sekolah dan ujian dulu bidang khusus properti, memiliki lisensi barulah bisa menjadi petugas di bidang properti di Jepang.

Dango yang dibuatnya sudah enak, penjualnya juga cantik sekali, tidak heranlah kalau setiap hari pesanan dango dan tamu tidak sedikit yang berkkunjung ke tokonya yang berluas sekitar 24 meter persegi di tengah daerah elit di Tokyo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas