2019 Menjadi Tahun Sibuk Bagi Jepang Jelang Pelaksanaan Olimpiade 2020 dan Paralimpik 2020
Tahun 2019 akan menjadi tahun sibuk di bidang olahraga di Jepang. Sebab tahun 2020 adalah tahun penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpik 2020.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM TOKYO - Tahun 2019 akan menjadi tahun sibuk di bidang olahraga di Jepang. Para pengusaha juga akan menyiapkan berbagai benda atau barang yang bisa dijual, terkait olahraga mulai tahun 2019.
Sebab tahun 2020 adalah tahun penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpik 2020 di Tokyo.
Mulai dengan penjualan tiket Olimpiade dan Paralimpik direncanakan sebelum September 2019 sudah mulai dipasarkan baik lewat internet maupun berbagai toko di Jepang.
Kemudian bulan September penyelenggaraan kejuaraan dunia Rugby di Tokyo dan sekitarnya akan mendatangkan banyak turis dunia penggemar Rugby khususnya dari kalangan Australia, Eropa dan Amerika Serikat.
Berlanjut bulan Oktober akan dimulai pelatihan bagi para sukarelawan Olimpiade dan Paralimpik 2020.
Pelatihan bagi para sukarelawan (volunteer) semula panitia meminta para sukarelawan menanggung sendiri semua biaya mulai dari kereta api, makanan dan sebagainya.
Baca: Rem Darurat Bermasalah, Perjalanan Kereta Shinkansen Jepang Terlambat Lebih dari Satu Jam
Namun belakangan setiap orang akan diberikan kartu senilai 1000 yen yang bisa bebas dibelanjakan sesuatu.
Perhitungan yang ketat untuk menjadi volunteer menyebabkan banyak orang segan menjadi volunteer Olimpiade dan Paralimpik 2020.
Karena selain membuang tenaga waktu volunteer, uang pribadi juga terkuras untuk membantu kelancaran Olimpiade 2020.
Padahal perusahaan biro periklanan Jepang mendapat keuntungan miliaran yen dari event olahraga dunia tersebut. Sementara volunteer tidak mendapat apa-apa kecuali sertifikat ucapan terima kasih.
Bulan November 2019 diperkirakan pembangunan gedung Stadiun Olahraga Nasional Jepang akan selesai.
Gedung ini didesain oleh Kengo Kuma, arsitek terkenal Jepang yang pernah muncul pada saat seminar di Bali tanggal 17 Juni 2018 diselenggarakan oleh Pandan College.
Saat itu Kengo Kuma merasa kaget akan proses pengurusan izin mendirikan bangunan (IMB) yang sangat ketat di Indonesia terutama desain bangunan yang harus sesuai dengan budaya daerah setempat seperti Bali.
Seusai stadiun utama nasional olahraga Jepang selesai dilakukan, semua perhatian menuju ke bangunan tersebut mempersiapkan upacara pembukaan Olimpiade dan Paralimpik 2020 mendatang.