Pemerintah AS Peringatkan Warganya yang Kunjungi China, Khawatir Tidak Bisa Kembali Ke Rumah
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan peringatan perjalanan kepada warga AS untuk meningkatkan kewaspadaan saat ke China.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan peringatan perjalanan kepada warga AS untuk meningkatkan kewaspadaan saat bepergian ke China (Tiongkok).
Peningkatan status peringatan perjalanan tersebut merupakan bentuk kekhawatiran AS lantaran Tiongkok dapat secara sewenang-wenang menegakkan hukum setempat dan menahan warga AS tanpa alasan.
Dikutip dari laman Business Insider, Jumat (4/1/2019), peringatan itu juga mengindikasikan bahwa warga AS-Tiongkok atau warga AS keturunan Tiongkok, sangat rentan terhadap 'pengawasan dan pelecehan lainnya'.
"Otoritas Tiongkok telah menegaskan otoritas lainnya untuk melarang warga AS meninggalkan Tiongkok dengan menggunakan peringatan 'larangan keluar', yang terkadang membuat warga AS harus menetap di Tiongkok selama bertahun-tahun," kata Departemen Luar Negeri AS dalam keterangannya.
Menurut peringatan tersebut, Tiongkok cenderung menggunakan 'larangan keluar' itu untuk memaksa warga AS berpartisipasi dalam penyelidikan pemerintah Tiongkok, memikat tiap individu dari luar negeri agar datang ke Tiongkok.
Baca: China Ancam Rebut Taiwan Dengan Senjata
Selain itu juga membantu otoritas Tiongkok dalam menyelesaikan sengketa sipil yang menguntungkan partai di Tiongkok.
Deplu AS juga mengatakan bahwa warga Amerika akan mengetahui tentang larangan keluar tersebut hanya ketika mereka mencoba untuk meninggalkan Tiongkok dan mereka diberitahu berapa lama larangan itu akan bertahan.
Peringatan tersebut juga menyatakan bahwa warga Amerika yang mendapatkan larangan keluar, telah 'dilecehkan dan diancam' oleh pihak berwenang.
"Warga AS dapat ditahan tanpa akses ke layanan konsuler AS atau informasi tentang dugaan kejahatan mereka," jelas Departemen Luar Negeri AS.
"Warga AS dapat menjadi sasaran interogasi yang berkepanjangan dan penahanan yang diperpanjang karena alasan yang terkait dengan keamanan negara,".
"Petugas keamanan dapat menahan dan mendeportasi warga AS karena mengirim pesan elektronik pribadi yang mengkritisi pemerintah Tiongkok,".
Peringatan perjalanan tersebut memasuki level dua, dimana Pemerintah AS mengimbau agar warganya meningkatkan kewaspadaan.
Sedangkan jika preringatan tersebut meningkat pada level tiga, maka pemerintah AS akan mendesak warganya untuk mempertimbangkan kembali rencana perjalanan mereka ke Tiongkok.
Lalu pada level keempat, pemerintah AS akan merekomendasikan agar warganya tidak melakukan kunjungan ke negara tersebut.
Sementara itu, negara atau wilayah lain yang memasuki peringatan perjalanan level dua dari pemerintah AS, meliputi Aljazair, Antartika, Belgia, Prancis, Jerman, Denmark, Myanmar, dan Inggris.