Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PKS : Harusnya Indonesia Dukung Warga Muslim Uighur Seperti Dukung Palestina

Kekejaman dan penindasan yang terjadi pada 35 juta warga Islam di Xianjiang, China, melebihi kekejaman yang terjadi di Palestina

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in PKS : Harusnya Indonesia Dukung Warga Muslim Uighur Seperti Dukung Palestina
Tribunnews.com/Rina Ayu
Ketua DPP Partai Keadilan Sosial (PKS) Muzammil Yusuf, dalam diskusi di kawasan Menteng, Sabtu (12/1/2019) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Keadilan Sosial (PKS) Muzammil Yusuf mengatakan, Indonesia seyogyanya membantu warga Muslim Uighur sama seperti warga Palestina.

Muzammil Yusuf menyebut, kekejaman dan penindasan yang terjadi pada 35 juta warga Islam di Xianjiang, China, melebihi kekejaman yang terjadi di Palestina.

Baca: Pengakuan Mantan Tahanan Uighur: Kekerasan Fisik Hingga Pelecehan Seksual Terjadi

Selain itu, berdasarkan konstitusi Indonesia, Muzammil Yusuf menyebutkan, kemerdekaan adalah hak segala bangsa.

"Sebagaimana kita mendukung Palestina merdeka. Kita dukung Uighur merdeka, perjuangan Uighur merdeka adalah hak menurut konstitusi kita. Kalau mereka dilukai kemanusiaanya, Uighur itu terjadi pelanggaran berat atas Hak Asasi Manusi," ujar Muzammil Yusuf dalam diskusi di kawasan Menteng, Sabtu (12/1/2019).

Muzammil Yusuf mengatakan, kejadian penindasan dan kekejaman yang terjadi merupakan penindasan luar biasa, lahir batin sampai ke agama.

"Memang harus memberikan perhatian, karena telah mendapatkan perhatian Amnesti Internasional, lembaga dunia sudah memperhatikan. Jadi ini sudah panggilan kemanusiaan terhadap 35 juta bangsa Uighur yang mengalami penyiksaan," kata Muzammil Yusuf .

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut, Muzammil Yusuf berharap Indonesia dan negara-negara lain bersatu untuk dapat menghentikan kekerasan yang terjadi.

Baca: 35 Juta Muslim Uighur Ditindas, Dunia Seolah Diam

Salah satunya, dengan memberikan sanksi ekonomi, memblokade hubungan diplomatik.

"Saya kira gerakan internasional harus bergerak bersama-sama, karena Cina negara besar, baru Cina baru perhatikan. Kita kuat di Asia Tenggra, ada Asia Selatan, ada Asia Tengah, Eropa, ada Amerika," terang Muzammil Yusuf.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas